Warga Israel Sendiri Menciptakan Fakta dengan Melakukan Aksi Boikot terhadap Produk Israel

by -146 Views

Panasnya konflik Israel-Palestina membuat banyak orang bereaksi dengan berbagai cara. Salah satu yang sering terjadi adalah pemboikotan. Pemboikotan biasanya dilakukan oleh pendukung Palestina terhadap produk atau perusahaan pendukung Israel, seperti yang terjadi baru-baru ini terhadap McDonald’s Israel.

Aksi boikot ini pada dasarnya dilakukan untuk menekan Israel di ranah ekonomi-politik agar pendudukan di Palestina dapat berakhir. Aksi boikot ini merupakan propaganda teroganisir yang dilakukan secara global.

Gerakan boikot ini dikenal dengan sebutan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS). Gerakan ini pertama kali diluncurkan pada Juli 2005 oleh 170 kelompok akar rumput dan pendukung kemerdekaan Palestina. Salah satu tokoh sentral dalam gerakan BDS ini adalah Omar Barghouti.

Omar Barghouti merupakan penduduk Israel yang anti-Israel. Ia adalah pria kelahiran Qatar yang kemudian menjadi warga negara Palestina yang tinggal di Israel sejak 1994. Meskipun dia telah menjadi penduduk Israel secara sah, Omar tetap menyuarakan penindasan yang terjadi terhadap warga Palestina.

Omar percaya bahwa hidup di tengah rasisme membuatnya tergerak hati untuk menyuarakan perlawanan tanpa kekerasan. Dari situlah lahir gerakan BDS yang ia pimpin, terutama dalam ranah akademis dan budaya.

Gerakan BDS ini telah disukai oleh pihak yang mendukung kemerdekaan Palestina. Di banyak negara, termasuk Indonesia, terdapat gerakan BDS lokal yang terafiliasi dengan pusat BDS. Gerakan BDS ini melakukan boikot terhadap produk atau perusahaan pendukung Israel.

Meskipun mendapat dukungan, gerakan BDS juga mendapat kecaman dari pemerintah Israel dan mereka yang pro-Israel. Hal ini membuat gerakan ini menjadi sasaran intimidasi dan penindasan. Pemerintah Israel bahkan mencabut hak tinggal Omar Barghouti dan melarangnya untuk bepergian ke luar negeri.

Meskipun demikian, Omar terus melanjutkan aktivismenya. Ia percaya bahwa gerakan BDS sangat penting dalam mengakhiri penindasan dan kekerasan, dan ia berharap dapat hidup di dunia yang lebih adil dan menghargai hak dan martabat setiap orang.

Namun, ada pula yang menyebut gerakan BDS omong kosong belaka. Sejak diluncurkan pada tahun 2005, Israel tetap kuat dan penindasan di Palestina masih berlanjut.