Pedagang Kaki Lima Berhasil Mendapatkan Keuntungan Rp 104 T dari Penjualan Pisau Cukur yang Konsisten

by -1856 Views

Pedagang asongan sering dianggap remeh karena mereka hanya berjualan ‘barang recehan’. Namun, pandangan tersebut telah dipatahkan oleh King Camp Gillette. Ia menjadi contoh pedagang asongan sukses yang menjual ‘barang recehan’ hingga membentuk perusahaan sendiri yang kini memiliki nilai Rp 104 Triliun.

King Camp Gillette adalah pedagang asongan yang tinggal di Massachusetts, Amerika Serikat pada tahun 1895. Setiap hari, ia berkeliling kota untuk berjualan. Pada saat berkeliling, Gillette mendengar keluhan banyak pria yang kesulitan untuk mencukur dengan tampilan yang rapi. Mereka harus mengasah pisau terlebih dahulu dan prosesnya memakan waktu lama, serta berisiko terjadinya kecelakaan.

Pada dasarnya, para pria lebih memilih untuk membiarkan kumis, jambang, dan jenggot mereka tumbuh tidak teratur. Melihat kondisi ini, Gillette kemudian memiliki ide untuk membuat pisau cukur dengan ukuran sangat kecil yang memiliki dua sisi tipis. Dua sisi ini dapat digunakan berulang kali dan saat sudah tumpul, pisau tersebut dapat dibuang.

Ide ini kemudian dipasarkan saat Gillette berjualan asongan. Ternyata, pisau cukur buatan Gillette laku keras. Banyak pria yang merasa terbantu dengan temuan ini dan memilih untuk menggunakan pisau buatan Gillette dalam jumlah besar. Gillette kewalahan dengan pesanan yang datang dan memutuskan untuk mendapatkan bantuan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) untuk membuat mesin pencetak pisau cukur.

Beruntung, seorang peneliti bernama Nickerson berhasil memenuhi permintaan Gillette. Setelah adanya mesin pencetak pisau cukur, terjadi produksi besar-besaran pisau cukur yang disambungkan dengan gagang plastik untuk memudahkan pengguna. Gillette kemudian membuka toko sendiri pada tahun 1901 dan menjual produknya dengan merek dagang Razor.

Gillette sadar akan pentingnya hak cipta dan mulai mematenkan pisau cukurnya pada tahun 1904. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang ingin memproduksi pisau cukur harus membayar royalti kepada Gillette. Dengan adanya hak cipta ini, Gillette semakin kaya karena memiliki dua sumber pendapatan.

Meski tidak diketahui secara pasti berapa kekayaan Gillette, namun melihat keberhasilan penjualan pisau cukurnya, dapat diprediksi bahwa ia memiliki harta yang sangat besar. Pisau cukur buatannya terjual hingga 100 ribu pada tahun kedua penjualan dan bahkan pada tahun 1915 telah terjual 70 juta unit di seluruh dunia.

Sayangnya, King Camp Gillette meninggal pada 9 Juli 1932. Namun, bisnis pisau cukurnya tetap berjalan hingga sekarang. Pada tahun 2005, Gillette menjadi bagian dari perusahaan Procter & Gamble (P&G). Setiap tahunnya, perusahaan tersebut mengklaim bahwa 750 juta orang menggunakan pisau cukur pertama di dunia yang diciptakan oleh Gillette. Berkat pencapaian ini, penjualan produk Gillette pada tahun 2022 mencapai US$ 6,6 miliar atau sekitar Rp 104 Triliun.