Israel Menghadapi Kehancuruan Ekonomi, Berusaha Lawan Boikot dengan Pemikiran Inovatif

by -117 Views

Sejak didirikan pada tahun 1948, Israel dianggap sebagai musuh yang harus dihilangkan oleh banyak pihak karena telah merebut tanah warga Palestina. Israel juga sering kali melakukan tindakan represif di luar batasan kemanusiaan. Oleh karena itu, telah muncul perlawanan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk penggunaan senjata maupun pemboikotan. Salah satu gerakan pemboikotan yang terkenal adalah gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) yang dimulai sejak Juli 2005.

Tujuan dari gerakan BDS secara umum adalah untuk menekan Israel di bidang ekonomi-politik agar pendudukan di Palestina dapat berakhir. Gerakan ini mendapat perhatian luas di seluruh dunia karena dianggap sebagai cara mudah untuk melawan Israel. Namun, banyak analis yang berpendapat bahwa gerakan ini tidak efektif dalam menghentikan penindasan di Palestina.

Meskipun demikian, pemerintah Israel sendiri merespon gerakan BDS dengan mengembangkan propaganda balasan. Pada awalnya, pemerintah Israel dan Amerika Serikat tidak menganggap propaganda ini sebagai ancaman serius. Namun, seiring berjalannya waktu, gerakan BDS berhasil menjadi alat perlawanan yang efektif dalam melemahkan citra Israel dan mengisolasi negara tersebut di panggung dunia. Hal ini membuat pemerintah Israel merasa gerakan ini sebagai ancaman yang harus diperhitungkan.

Sebagai respons, pemerintah Israel meluncurkan proyek anti-BDS sejak tahun 2010. Salah satu cara yang digunakan adalah melalui propaganda melalui media, dengan mengirimkan dana besar untuk mendukung kampanye global melawan BDS. Dana ini digunakan untuk konser dan juga produk jurnalistik yang bertujuan untuk memperbaiki citra Israel. Selain itu, pemerintah Israel juga melakukan lobi politik ke berbagai negara untuk menghentikan gerakan BDS.

Meskipun kedua belah pihak mengklaim kemenangan, masih belum jelas siapa yang sebenarnya mendapatkan keuntungan dalam “perang” propaganda ini. Beberapa analis berpendapat bahwa gerakan BDS telah kalah dan gagal, sedangkan aktivis Palestina berpendapat bahwa propaganda balasan anti-BDS tidak memiliki dampak besar.