Peluang dan Tantangan dalam Perdagangan Karbon yang Menarik Cuan

by -134 Views

Asosiasi Perdagangan Karbon Indonesia (IDCTA) akan mengadakan acara Carbon Digital Conference 2023 pada tanggal 8-10 November 2023 di Bali. Forum ini bertujuan untuk mengembangkan perdagangan karbon di Indonesia.

Ketua IDCTA, Riza Suarga, menyatakan bahwa Carbon Digital Conference akan menjadi tempat diskusi antara pelaku perdagangan karbon dan digital dalam mengatasi tantangan dan kendala di bidang ekonomi perdagangan karbon. Acara ini juga akan menjadi ajang bagi perusahaan teknologi iklim untuk memamerkan inovasi mereka. Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk mempercepat kemajuan menuju target Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC) yaitu penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030.

Potensi perdagangan karbon di Indonesia diprediksi mencapai Rp350 triliun, karena Indonesia memiliki kemampuan menyerap sekitar 113,18 gigaton karbon. Hal ini diperoleh dari luasnya hutan hujan tropis di Indonesia yang merupakan yang terbesar ketiga di dunia. Luas area tersebut mampu menyerap emisi karbon sebesar 25,18 miliar ton. Selain itu, luas hutan mangrove di Indonesia mencapai 3,31 juta hektar yang mampu menyerap emisi karbon sekitar 950 ton karbon per hektar atau setara dengan 33 miliar karbon untuk seluruh hutan mangrove. Selain itu, Indonesia juga memiliki lahan gambut terluas di dunia dengan luas area 7,5 juta hektar yang mampu menyerap emisi karbon sebesar 55 miliar ton.

Carbon Digital Conference 2023 diselenggarakan oleh IDCTA bekerja sama dengan International Emission Trading Association (IETA), PwC Indonesia, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Untuk menghadiri acara ini, peserta dapat mendaftar melalui tautan yang disediakan dengan tiket regular seharga US$700 untuk tiga hari. Mahasiswa dan dosen dapat menghadiri acara ini tanpa dipungut biaya.

Artikel Selanjutnya:
Viral Warung Madura Buka 24 Jam, Ternyata Ini Rahasianya

(rob/ayh)