Saath Pensiun, Soeharto Dulu Menyendiri setelah Menjalani Pemerintahan yang Sangat Berpengaruh

by -118 Views

Presiden Soeharto menjalani masa pensiunnya dengan menutup diri dan menghadapi sakit. Setelah membacakan pidato pengunduran diri pada 21 Mei 1998, Soeharto pulang ke rumahnya di Jl. Cendana No.8. Dia disambut oleh kesunyian dan tangisan keluarga yang sedih karena tidak rela melihatnya mundur.

Meskipun begitu, Soeharto tetap tegar dan menerima keputusannya dengan baik. Baginya, mundur merupakan keputusan terbaik karena situasi akan semakin buruk jika dia bertahan. Soeharto merasa lega karena bisa lepas dari beban yang dia pikul selama puluhan tahun.

Setelah itu, Soeharto menjadi rakyat biasa. Namun, keputusannya untuk mundur membawa konsekuensi besar dalam hidupnya. Era reformasi membawa gelombang kebebasan dan membuat Soeharto dan keluarganya menjadi sasaran kritik publik. Banyak rakyat yang menuntut pengusutan kasus dugaan korupsi yang terjadi selama masa kekuasaannya.

Di tengah keriuhan tersebut, Soeharto lebih memilih untuk menarik diri. Dia lebih banyak menghabiskan masa pensiunnya bersama keluarga di rumahnya di Jl. Cendana. Dia hanya menerima beberapa teman dan pejabat, biasanya saat Lebaran atau perayaan ulang tahun. Namun, saat pertemuan tersebut terjadi, Soeharto lebih memilih untuk diam dan jarang bicara.

Pada masa pensiunnya, Soeharto juga menghadapi rasa sepi. Salah satu tamu yang berkunjung ke rumahnya melihat Soeharto duduk sendirian di kursi goyang. Soeharto juga mengaku kehabisan uang untuk merenovasi rumah yang sudah rusak. Oleh karena itu, dia meminta negara memberikan uang sebagai gantinya, namun menolak pemberian rumah.

Selain itu, Soeharto juga menderita sakit sejak tahun 1999. Dia sering masuk rumah sakit untuk mengobati penyakit jantung, pencernaan, dan menjalani operasi. Masa tua yang dijalani Soeharto yang dulu penuh dengan penghargaan dan kekuasaan akhirnya berakhir pada 27 Januari 2008 ketika dia meninggal dunia.