Imigran China Berjualan Kopi Keliling & Mendominasi Pasar Indonesia

by -121 Views

Sejarah Kopi Kapal Api dimulai pada tahun 1927, meskipun keakuratan tahun tersebut masih diperdebatkan. Go Soe Loet, seorang perantau asal Fujian, China, memainkan peran penting dalam sejarah kopi Kapal Api. Setelah tiba di Surabaya pada tahun 1920-an, Go Soe Loet memulai usaha kopi rumahan dengan selektif memilih biji kopi berkualitas terbaik untuk digiling menjadi bubuk.

Muhammad Ma’ruf dalam bukunya “50 Great Business Ideas From Indonesia” (2010:31) menyebutkan bahwa Go Soe Loet harus bersaing dengan banyak pesaing di pasar Jawa Timur. Untuk membedakan produknya, ia mengemas kopi Kapal Api dengan kertas berwarna coklat dan merek HAP Hootjan, yang artinya kapal api. Nama ini dipilih berdasarkan pengalaman Go Soe Loet yang menggunakan kapal api bertenaga uap untuk perjalanan ke Jawa.

Meskipun bisnisnya sempat mengalami tantangan, kopi Kapal Api tetap sukses di pasaran. Anak Go Soe Loet, Go Tek Whie, kemudian meneruskan bisnis keluarga dan mengubah merek dagang HAP Hootjan menjadi Kapal Api pada 1970-an. Dia juga berhasil meningkatkan kualitas mesin pengolahan kopi dengan mengimpor mesin kopi Jerman.

Pada 1985, kopi Kapal Api bahkan diekspor ke Timur Tengah, Taiwan, Hong Kong, dan Malaysia. Kesuksesan ini membawa perusahaan menguasai 60% pasar kopi di Indonesia dan membawa keuntungan triliunan, membuat Soedomo dikenal sebagai crazy rich Surabaya.

Selain kopi bubuk hitam Kapal Api, Soedomo juga memproduksi kopi susu bermerek Kopi ABC, mendirikan kedai kopi Excelso, serta memproduksi merek-merek lain seperti Good Day, Ceremix, dan Permen Relaxa.

Keberhasilan ini membuat Soedomo semakin kaya dan sukses dalam bisnis kopi di Indonesia.