Siswa Harvard Mengungkap Ciri-Ciri Orang Sukses yang Mengelola Tuyul

by -107 Views

Seorang antropolog bernama Suwardi Endraswara dalam bukunya Dunia Hantu Orang Jawa (2004) menyebutkan bahwa orang Jawa telah mengenal hantu sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu hantu yang dikenal adalah tuyul, yaitu hantu anak kecil berkepala pelontos yang suka mencuri uang secara diam-diam dari rumah ke rumah.

Narasi tuyul dalam tradisi orang Jawa menarik perhatian mahasiswa Harvard University, Clifford Geertz. Pada tahun 1952, Geertz datang ke Indonesia untuk melakukan penelitian antropologi yang berjudul Modjokuto Project dari Massachusetts Institute of Technology (MIT). Geertz ditugaskan di wilayah Mojokuto untuk meneliti masyarakatnya. Mojokuto yang dimaksud adalah salah satu desa di Kediri, Jawa Timur.

Ketika melakukan penelitian dan hidup bersama masyarakat, Geertz mengenal tuyul dan berhasil merinci deskripsi mengenai hantu itu dalam risetnya.

Geertz mendengar cerita bahwa ada tiga orang di Mojokuto yang memelihara tuyul untuk memperoleh kekayaan. Mereka adalah tukang jagal, perempuan pedagang tekstil, dan saudagar yang bergelar Haji.

Ketiganya menjalin kerjasama dengan mendatangi beberapa tempat keramat umat Hindu seperti Borobudur, Penataran, Bongkeng, dan makam Sunan Giri.

Saat mendatangi tempat-tempat tersebut, mereka melakukan perjanjian dengan roh. Jika roh memberi tuyul, mereka akan membunuh orang sebagai persembahan kepada roh tersebut.

Geertz juga menyebut beberapa ciri-ciri orang pemelihara tuyul antara lain kaya raya atau menjadi kaya secara mendadak, kikir, sering menggunakan pakaian bekas, sering mandi di sungai bersama para kuli miskin, dan selalu menyantap makanan orang miskin.

Meski begitu, proses kematian seperti itu merupakan “harga yang cukup kecil untuk dibayar”. Sebab, semasa hidup pemelihara tuyul sudah puas dengan kekayaan yang diperoleh dari hasil curian tersebut.

Selain tuyul, Geertz juga mengamati tiga hantu lain dalam bukunya, yaitu memedi, lelembut, dan dedemit. Berkat riset di Mojokuto, Geertz menjadi salah satu antropolog terkemuka yang secara spesifik meneliti masyarakat Indonesia.