Cara yang Efektif Mengatasi Detak Jantung Tidak Teratur, Perhatikanlah!

by -1836 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Jika Anda menyukai olahraga, merasakan detak jantung meningkat saat berolahraga bukanlah hal yang asing lagi untuk dirasakan. Kondisi ini adalah kondisi normal ketika jantung merespons tubuh untuk mendapatkan asupan oksigen lebih sebagai asupan pada saat melakukan aktivitas berat. Namun apa yang terjadi ketika jantung berdetak kencang tidak beraturan secara tiba-tiba tanpa alasan tertentu? Kondisi ini dinamakan sebagai atrial fibrilasi jantung. Atrial fibrilasi jantung merupakan salah satu gangguan aritmia atau irama jantung yang menyebabkan jantung berdetak secara tidak beraturan. Secara normal, jantung berdetak secara beraturan sebanyak 60 kali per menit (beats per minute) dan mencapai 100 kali saat sedang beraktivitas fisik, namun pada gangguan atrial fibrilasi itu dapat berubah menjadi tidak beraturan tanpa penyebab yang jelas bahkan bisa melebihi 100 kali. Meski terlihat sepele, kondisi ini merupakan salah satu yang dapat mengancam nyawa karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius.

Apa Penyebab Atrial Fibrilasi Jantung? Jantung memiliki 4 ruang atau bilik dalam memompa darah ke seluruh tubuh, yang terdiri dari 2 bilik atas yang disebut atrium dan 2 bilik bawah disebut ventrikel. Tiap bilik ini memiliki fungsi masing-masing dalam memompa dan menyimpan darah kotor dan darah bersih ke tubuh. Pada bilik jantung bagian atas, ada sekelompok sel yang bertanggung jawab dalam menyebabkan dan memastikan jantung berdetak secara normal. Namun pada atrial fibrilasi, jantung berdetak secara tidak beraturan tanpa penyebab yang jelas, bahkan bisa sangat cepat. Kondisi ini terjadi karena adanya masalah atau kelainan pada bilik jantung bagian atas (atrium) tersebut yang membuatnya berdetak secara tidak beraturan dan berdetak secara tidak sinkron dengan ruang jantung bagian bawah atau ventrikel. Menurut dr. Ignatius Yansen Ng, Sp.JP (K), FIHA, FAsCC sebagai Konsultan intervensi dan aritmia jantung dari Eka Hospital BSD, adapun beberapa faktor yang dipercaya dapat menyebabkan atau memicu terjadinya atrial fibrilasi jantung, di antaranya faktor usia adalah faktor risiko utama, riwayat penyakit jantung seperti serangan jantung atau gagal jantung, memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi), ada gangguan pernapasan seperti pneumonia yang menghalangi suplai oksigen ke jantung, gangguan tidur seperti apnea tidur yang menghalangi asupan oksigen selama tidur, hingga gaya hidup yang buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol. Bagi banyak orang, atrial fibrilasi mungkin tidak akan menunjukan gejala, akan tetapi atrial fibrilasi jantung dapat menyebabkan detak jantung yang cepat dan berdebar-debar, dan bisa menghasilkan rasa sesak napas, bahkan pusing. Jika dibiarkan terlalu lama tanpa penanganan, atrial fibrilasi dapat berimbas buruk pada Kesehatan. Salah satunya gagal jantung dan meningkatkan risiko untuk terkena serangan stroke.

Bagaimana Atrial Fibrilasi Ditangani? Atrial fibrilasi memiliki risiko yang berbahaya untuk kesehatan, sehingga penanganan sebaiknya dilakukan secepatnya apabila sudah terdiagnosa. Penanganan atrial fibrilasi akan lebih baik dan lebih efektif bila dilakukan dalam kondisi dini sebelum terjadi komplikasi pada jantung dan otak. Dokter dapat mendiagnosa atrial fibrilasi dengan beberapa tes, seperti Elektrokardiogram atau EKG untuk melihat aktivitas jantung. Atrial fibrilasi adalah gangguan yang dapat menyebabkan detak jantung menjadi lebih cepat. Oleh sebab itu dokter perlu memperbaiki gangguan yang menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Pengobatan akan ditentukan berdasarkan dari tingkat keparahan aritmia yang terjadi. Jika atrial fibrilasi tidak terlalu parah, dokter dapat merekomendasikan obat atau penanganan seperti kardioversi listrik untuk mengembalikan denyut jantung kembali normal. Namun jika atrial fibrilasi sudah mengancam kesehatan, dokter akan merekomendasikan beberapa metode. Salah satu metode yang dapat dilakukan yaitu cryoablation atau metode ablasi jantung terbaru menggunakan energi dingin untuk memperbaiki gangguan listrik pada bagian jantung yang menyebabkan detak menjadi tidak beraturan.

Apa Itu Cryoablation dan Apa Fungsinya? Cryoablation adalah metode minimal invasif yang dilakukan untuk mengembalikan irama jantung normal dengan menonaktifkan bagian jantung yang membuat detak jantung tidak teratur. Prosedur tersebut bekerja dengan memasukan selang kecil disebut kateter dengan balon di ujungnya yang digunakan untuk menangani gangguan irama jantung, terutama atrial fibrilasi. Berbeda dengan prosedur ablasi konvensional, cryoablation menggunakan energi dingin ketimbang energi panas dan membekukan bagian jantung yang menyebabkan jantung berdetak secara lebih cepat tidak beraturan. Penggunaan energi dingin dipercaya lebih aman dan lebih efektif dalam menangani gangguan aritmia jantung seperti atrial fibrilasi.

Bagaimana Proses Cryoablation Dilakukan? Proses cryoablation yang minimal invasif memungkinkan dokter untuk menangani pasien tanpa harus melakukan pembedahan besar. Dokter hanya perlu membuat sayatan kecil untuk memasukan selang kateter yang biasanya dimasukan melalui selangkangan dan akan dimasukan perlahan hingga mencapai jantung. Melalui sensor yang ada di ujung kateter, dokter dapat melihat langsung keadaan jantung pasien sehingga bisa menentukan dan mengevaluasi letak bagian jantung yang menyebabkan atrial fibrilasi. Setelah dokter menemukan pusat masalah, maka balon di ujung akan dipompa hingga mengembang. Energi dingin kemudian akan dialirkan melalui kateter dan membekukan lalu mengisolasi vena pulmonalis yang merupakan bagian jantung penyebab detak jantung tak beraturan. Setelah tindakan dilakukan, dokter mengeluarkan kateter dan menutup luka dengan jahitan. Setelah itu pasien dibawa ke ruang pemulihan dan beristirahat, biasanya selama 1 hari untuk dilihat perkembangannya pasca tindakan. Jika dirasa tidak ada masalah, dokter dapat memulangkan pasien. Bagaimana Penanganan Pasca Operasi?
Pasien mungkin akan diberikan obat-obatan pasca operasi dan dijadwalkan konsultasi lanjutan untuk melihat perkembangan dari hasil tindakan. Selain itu perubahan gaya hidup juga akan direkomendasikan untuk mencegah atrial fibrilasi kembali atau bertambah buruk di masa depan, seperti mengubah pola makan menjadi lebih sehat, berolahraga rutin setidaknya 30 menit per hari, menjaga tekanan darah tetap stabil, memperbaiki pola tidur, dan belajar berhenti kebiasaan merokok atau konsumsi minuman alkohol. Memeriksakan kesehatan secara rutin juga dapat menurunkan risikonya dengan memeriksa tekanan darah dan kadar kolesterol. Sebaiknya setiap dua tahun sekali untuk memastikan kesehatan tetap terjaga dan semakin jauh risiko dari atrial fibrilasi. Anda dapat mengakses informasi lebih lengkap mengenai cryoablation di sini.

Artikel Selanjutnya
Kenali Sistem Perpajakan Digital yang Berlaku di Indonesia

(adv/adv)