14 Menteri Ekonomi Soeharto Mengundurkan Diri Bersama-sama

by -87 Views

Ekonom senior Faisal Basri mengatakan bahwa Sri Mulyani Indrawati secara moral siap untuk mengundurkan diri dari posisinya sebagai Menteri Keuangan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

“Iya, saya dengar dari beberapa pihak bahwa Bu Sri Mulyani yang paling siap secara moral untuk mundur,” ujar Faisal saat acara Political Economic Outlook yang diadakan PROGRESIF.

Faisal juga menyebut bahwa Basuki Hadimuljono juga sudah siap untuk meninggalkan kursi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Selain itu, ada beberapa menteri lain yang juga siap mundur, namun Faisal tidak menyebutkan nama mereka.

Menurut Faisal, para menteri yang siap mundur sedang menunggu momentum yang tepat untuk mengundurkan diri, dan proses pengunduran diri menteri juga pernah terjadi pada era pemerintahan Presiden Soeharto.

Faisal juga berharap agar momentum ini menjadi pemicu kuat untuk pengunduran diri para menteri, seperti yang pernah terjadi saat Pak Ginandjar dan 12 menteri lainnya mengundurkan diri di era Soeharto.

Pernyataan Faisal mengenai pengunduran menteri di era Soeharto benar adanya, dan bahkan pengunduran diri massal menteri tersebut berhasil mengubah sejarah Indonesia.

Kisah ini terjadi pada tanggal 20 Mei 1998. Saat itu, Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Menko Ekuin) Ginandjar Kartasasmita memimpin pertemuan menteri-menteri urusan ekonomi di gedung Bappenas, Jakarta.

Dalam Managing Indonesia’s Transformation (2013), Ginandjar menceritakan bahwa pertemuan itu diadakan setelah dirinya bertemu dengan sejumlah menteri, jurnalis, dan pelaku bisnis di pagi hari tanggal 20 Mei 1998. Mereka semua membicarakan kondisi Indonesia yang dirundung krisis ekonomi dan politik yang tidak kunjung berakhir.

Topik pembicaraan pagi itu menjadi diskusi hangat di Bappenas bersama para menteri ekonomi. Dari seluruh menteri, hanya tiga di antaranya yang tidak hadir. Mereka adalah Menteri Lingkungan Hidup Juwono Sudarsono, Menteri Industri dan Perdagangan Bob Hasan, dan Menteri Keuangan Fuad Bawazier.

Saat memimpin pertemuan, Ginandjar membahas situasi ekonomi Indonesia. Ia mengatakan bahwa jika kondisi ekonomi terus dibiarkan, maka Indonesia akan mengalami kehancuran. Pernyataan ini disetujui oleh hampir semua menteri, kecuali Ary Mardjono.

Ginandjar kemudian menyatakan niatnya untuk mundur dari jabatannya sebagai menteri di Kabinet Pembangunan VII yang baru saja dibentuk Soeharto empat hari sebelumnya, tepat pada 16 Maret 1998.

Tak disangka, niat Ginandjar disambut oleh para menteri lainnya. Sebanyak 14 menteri yang hadir sepakat untuk mundur dari Kabinet Pembangunan VII.

Dalam surat pernyataan, ke-14 menteri tersebut juga menyebut bahwa pembentukan kabinet baru tidak akan menyelesaikan masalah. Sikap para menteri ini membuat Soeharto terkejut dan terpukul, karena tindakan ini di luar dari skenario yang sudah dirancang.

Wakil Presiden Habibie sempat meminta para menteri untuk tidak mengundurkan diri, namun mereka tetap bijak dengan keputusan mereka.

Akibatnya, Soeharto yang tidak lagi dipercayai oleh para menteri dan petinggi MPR akhirnya mengundurkan diri keesokan harinya.