Keajaiban Tukang Becak: Diberi Durian Runtuh dan Rp 1 M oleh Pemerintah

by -82 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Keberuntungan bisa menimpa siapa pun, termasuk seorang tukang becak dari Magelang bernama Raden Sayadi. Masyarakat Indonesia sempat dihebohkan pada Mei 1990 karena Raden Sayadi berhasil memenangkan uang sebesar Rp 1 miliar.

Tanpa diduga, uang Rp 1 miliar yang diperoleh Raden Sayadi berasal dari program Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB). SDSB adalah salah satu program undian yang diselenggarakan pemerintah Orde Baru sejak 1 Januari 1989. Melalui SDSB, masyarakat hanya perlu membeli kupon dan menebak angka yang tersedia.

Jika tebakan berhasil, maka orang tersebut akan mendapatkan uang hadiah dengan kemungkinan yang sangat kecil. Sementara itu, pemerintah akan menggunakan uang dari penjualan kupon tersebut untuk pembangunan.

Berangkat dari program ini, aktivis Sri Bintang Pamungkas dalam Ganti Rezim Ganti Sistim (2014) menyebut SDSB sama seperti perjudian yang dilegalisasi pemerintah. Majelis Ulama Indonesia akhirnya mengeluarkan fatwa haram atas SDSB karena dianggap sebagai judi dan menyengsarakan rakyat.

Meski mendapat kritik, SDSB tetap berjalan dan membuat banyak orang senang karena mendapat hadiah, seperti halnya yang dialami oleh Raden Sayadi.

Surat kabar Wawasan yang dikutip dari situs Perpustakaan Nasional Indonesia menceritakan bahwa Sayadi awalnya seorang veteran. Dia terlibat langsung dalam perang dan pernah dipenjara dan disiksa oleh Belanda.

Setelah perang berakhir, dia beralih profesi menjadi tukang becak di Magelang. Meski hidup dalam kemiskinan dan tinggal di rumah kontrakan berukuran 10×3 m2, dia tetap membeli kupon SDSB dari harga seribu hingga puluhan ribu setiap kali dijajakan oleh pemerintah.

Hingga akhirnya, kupon yang dibelinya berhasil mendapatkan hadiah Rp 1 miliar dari SDSB.

Menariknya, keberhasilan Sayadi mendapatkan uang Rp 1 miliar disebut berasal dari kegiatan spiritual yang dilakukannya. Sebulan sebelum menjadi miliarder, dia mengurung diri dan tidak makan-minum selama 7 hari 7 malam.

“Pada saat malam terakhir, Pak Sayat mengaku melihat cahaya besar, yang diyakininya sebagai simbol anugerah dari Tuhan. Dan benar saja, Pak Sayat menjadi miliarder setelah melakukan rangkaian ritual dan berserah pada nasib yang menimpinya,” tulis situs Perpustakaan Nasional.

Terlepas dari benar atau tidaknya kegiatan tersebut, yang jelas hidup Sayadi setelahnya tidak lagi dalam keterpurukan dan disebut sebagai miliarder baru. Namun, kisah-kisah orang seperti Sayadi lainnya tidak banyak karena SDSB dihentikan pada tahun 1993 setelah mendapat banyak kritik.