Mengapa Uang di Bank Jarang Dicuri oleh Tuyul?

by -81 Views

Masyarakat Indonesia sering mendengar cerita tentang tuyul, yang dikenal sebagai makhluk halus atau hantu pencuri uang. Dalam buku Dunia Hantu Orang Jawa (2004) karya Suwardi Endraswara, dijelaskan bahwa tuyul biasanya mencuri uang, barang, dan surat berharga dari rumah ke rumah. Namun, mengapa tuyul tidak pernah mencuri uang dari bank atau saldo e-money?

Beberapa orang berpendapat bahwa tuyul takut akan logam karena uang di bank disimpan di brankas. Ada juga yang berpendapat bahwa bank memiliki “penjaga” berupa makhluk halus lain yang ditakuti tuyul. Namun, spekulasi tersebut hanyalah dugaan yang tidak jelas. Yang pasti, terdapat alasan sains di balik cerita mistis tuyul yang dapat menjelaskan mengapa tuyul tidak mencuri uang dari bank.

Untuk memahami lebih lanjut, harus dipahami bahwa sejak tahun 1870, Belanda menerapkan kebijakan pintu terbuka atau liberalisasi ekonomi, yang pada akhirnya merugikan para petani kecil di Jawa. Perubahan ini juga menciptakan kesenjangan antara mereka dan para pedagang yang kaya mendadak. Para petani yang hidup dalam sistem subsisten merasa iri dan curiga terhadap kekayaan para pedagang baru yang tidak dapat mereka jelaskan asal usulnya.

Akibatnya, para petani menuduh para pedagang dan pengusaha sukses menggunakan cara haram dalam memperoleh kekayaan, dan salah satunya adalah dengan bersekutu dengan tuyul. Tuduhan ini membuat pedagang dan pengusaha kehilangan status di masyarakat dan mempengaruhi pola transaksi barang, di mana para kaya mendadak cenderung membeli barang yang tidak menunjukkan kekayaan mereka sesungguhnya.

Tuduhan tidak berdasar ini meningkatkan popularitas tokoh tuyul sebagai subjek mistis dalam hal kekayaan dan tetap populer hingga saat ini di Indonesia. Terutama karena masyarakat Indonesia yang hidup secara agraris cenderung mempercayai dan melanggengkan imajinasi tersebut.

Dengan demikian, alasan tuyul tidak pernah mencuri uang dari bank atau saldo e-money adalah karena cerita mistis tuyul berkaitan dengan ketidakpuasan dan kecurigaan masyarakat terhadap kekayaan para pedagang dan pengusaha sukses akibat perubahan kebijakan kolonial Belanda.