Program Makan Gratis Bisa Ciptakan 1,8 Juta Lapangan Kerja

by -224 Views

Program Makan Gratis Nasional di Sekolah sebenarnya bukan hal baru. Namun, program ini perlu dikembangkan mengingat potensi dan manfaat turunannya, termasuk penciptaan lapangan kerja baru.

Menurut Indonesia Food Security Review (IFSR), Program Makan Gratis Nasional di Sekolah pertama kali dilaksanakan pada 1997 dengan nama Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah, dan dilanjutkan pada tahun 2010 dengan nama Revitalisasi PMTAS. Pada tahun 2012, Pemerintah Indonesia mendapat dukungan dari WFP Indonesia untuk program Local Food-Based School Meals. Pada tahun 2016, ada juga program Perbaikan Gizi untuk Anak Sekolah (Progas).

Dari berbagai program tersebut, terbukti memberikan dampak positif dalam memperkuat sistem perlindungan sosial bagi masyarakat yang membutuhkan. Namun, sampai saat ini masih terkendala oleh payung hukum berupa undang-undang untuk menjaga kelangsungan program ini lintas pemerintah.

Menurut Badan Pangan PBB (UN WFP), jika dilakukan dengan baik, Program Makan Siang di Sekolah bisa meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak, kesejahteraan komunitas dalam meningkatkan kesetaraan gender, dan mendukung ekonomi nasional serta stabilitas sosial.

Di masa mendatang, program ini perlu diaktifkan kembali dan diperluas cakupannya. Untuk menjalankan dengan sukses, diperlukan peningkatan di berbagai aspek, seperti prioritas penerima manfaat, kerangka kebijakan yang jelas, pendanaan jangka panjang, kapasitas dan koordinasi pemangku kepentingan yang relevan, partisipasi masyarakat dalam desain dan implementasi program, dan peningkatan partisipasi masyarakat.

Dalam hal potensi ekonomi dan lapangan kerja, Program Makan Gratis Nasional di Sekolah juga memiliki dampak positif. Studi World Food Program menyebutkan bahwa setiap US$ 1 yang dikeluarkan untuk program ini akan menghasilkan dampak ekonomi sebesar US$ 9, termasuk penghematan keluarga miskin, peningkatan kecerdasan, peningkatan produktivitas dan penghasilan kerja, serta peningkatan kesehatan dan kesetaraan gender.

Diperkirakan, kebutuhan anggaran per tahun mencapai US$ 26,4 miliar atau sekitar Rp 400 triliun. Dengan asumsi multiplier ekonomi 1,5 kali dan anggaran baru, maka dampak pertumbuhan ekonomi tambahan 2,6%. Selain itu, program ini juga memperkirakan menciptakan 1,8 juta tenaga kerja tercipta, belum termasuk petani, nelayan, peternak, dan UMKM.

Sumber pendanaan untuk program ini juga dianggap tidak terlalu besar, yakni hanya sekitar 2% dari PDB. Dewa Made Agung Kertha Nugraha juga menekankan pentingnya program ini dalam mencapai tujuan besar Indonesia pada 2045, yaitu Indonesia Emas, dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pemberian gizi yang baik kepada anak-anak sekolah.

Dengan demikian, Program Makan Gratis Nasional di Sekolah tidak hanya memberikan manfaat langsung pada kesehatan dan pendidikan anak-anak, tetapi juga memiliki potensi besar dalam penciptaan lapangan kerja baru dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Source link