Ada banyak pengusaha di Indonesia yang sebenarnya memiliki latar belakang Tionghoa, namun mereka menggunakan nama Indonesia. Salah satu contohnya adalah Liem Sioe Liong, yang dikenal sebagai Sudono Salim. Pada masa pemerintahan Soeharto, orang Tionghoa diharuskan mengganti nama mereka sehingga terlihat lebih asli dan tidak terkait dengan identitas Tionghoa. Pembatasan tersebut juga mencakup larangan dalam penggunaan bahasa Mandarin dan perayaan Tahun Baru Imlek.
Namun, pada masa reformasi, aturan diskriminasi terhadap etnis Tionghoa dihapuskan. Kini, orang Tionghoa dapat mengekspresikan kembali kebudayaan mereka secara bebas, termasuk juga perayaan Tahun Baru Imlek. Meski begitu, diskriminasi terhadap orang Tionghoa masih ada, karena telah menjadi bagian dari budaya yang sulit diubah.