Rumah Raja Prabowo & Kertanegara yang Menolak Tunduk pada Orang Asing

by -226 Views

Kediaman Menteri Pertahanan dan Calon Presiden, Prabowo Subianto, di Jl. Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan telah menjadi topik pembicaraan banyak orang belakangan ini. Pasalnya, di sana terjadi berbagai kegiatan politik yang menarik menjelang Pilpres 2024.

Bagi kebanyakan orang, mungkin tidak semua orang mengetahui tentang sosok yang menjadi objek penamaan jalan tersebut. Juga belum banyak yang mengetahui cerita heroik di baliknya.

Kertanegara (juga dikenal sebagai Kertanagara) adalah raja Kerajaan Singasari yang berkuasa dari tahun 1268 hingga 1292 Masehi di Jawa Timur. Selama masa pemerintahannya, Kertanegara dianggap sebagai raja terbesar dan paling sukses yang mampu membawa Singasari berjaya.

Cerita paling terkenal tentang Kertanegara adalah ketika dia menolak untuk tunduk kepada Kerajaan Mongol. Pada akhir abad ke-13, Kerajaan Mongol di bawah pimpinan Kubilai Khan sedang gencar dan aktif berekspansi ke wilayah-wilayah termasuk Nusantara, yang kini merupakan bagian dari Indonesia. Setiap wilayah yang dikunjungi oleh pasukan Mongol diminta untuk patuh dan membayar upeti, termasuk Tanah Jawa yang pada saat itu dikuasai oleh Kerajaan Singasari di bawah kepemimpinan Kertanegara.

Menurut George Coedes dalam bukunya “Asia Tenggara Masa Hindu-Budha” (2017), utusan Mongol berkali-kali datang kepada Kertanegara untuk menuntut ketaatan dan memberikan upeti kepada Kubilai Khan. Utusan dari Tiongkok ini datang pada tahun 1280, 1281, 1286, dan 1289.

Pada tahun terakhir, terjadi kejadian yang sangat tegang. Karena muak dengan kehadiran utusan Mongol yang terus menerus datang, Kertanegara akhirnya melawan mereka karena tidak mau tunduk. Akhirnya, salah satu utusan Mongol bernama Menqi luka parah di wajahnya. Ada yang mengatakan bahwa kupingnya bahkan dipotong langsung oleh Kertanegara.

Pada titik ini, Kertanegara secara langsung menyatakan perang dengan salah satu kerajaan terbesar di Asia. Tetapi sebelum perang dimulai, Kertanegara tewas di tangan Jayakatwang, bupati Gelang-gelang yang kemudian membangun Kerajaan Kediri.

Dalam akhir cerita, deklarasi perang terhadap Mongol tidak pernah diumumkan oleh Kertanegara. Sebab, dia sudah terbunuh terlebih dahulu oleh Jayakatwang. Kedatangan pasukan Mongol untuk menghabisi Singasari justru dimanfaatkan oleh Raden Wijaya, menantu Kertanegara. Wijaya memanfaatkan pasukan Mongol untuk membunuh Jayakatwang sebagai balas dendam. Setelah kematian Jayakatwang, Wijaya menyerang pasukan Mongol dari belakang.

Pasukan Mongol yang datang pada tahun 1293 akhirnya tewas di tangan Raden Wijaya. Kemudian, setelah tragedi ini selesai, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit.