Dulu Seorang Pria Miskin dan Gelandangan, Kini Kekayaannya Mencapai Rp 4,6 T

by -69 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Hidup ini ibarat roda yang berputar. Demikian yang dialami oleh Alfredo Macam Yao. Dahulu dia harus merasakan pedihnya tinggal sebagai gembel di pinggir jalan. Tetapi kini dia jadi salah satu pengusaha Filipina terkaya dan punya harta US$ 295 juta atau Rp 4,6 triliun.

Bagaimana kisahnya?
Alfredo Yao merupakan warga negara Filipina keturunan China yang lahir pada 26 November 1943. Tak diketahui lebih lanjut bagaimana kehidupannya di masa kecil. Namun, di usia 12 tahun, hidup Yao berubah usai ayahnya yang biasa mencukupi keluarga meninggal. Sebagai anak paling besar, dia ikut serta mengambil peran yang biasa diurusi ayah.

Alhasil, dia pun turut mencari uang dengan membuka warung bersama ibu di pinggir jalan. Sayang, keuntungan bisnis warung tak bisa mencukupi kebutuhan kelima adiknya. Alhasil, dia pun memaksakan diri untuk bekerja di usia masih sangat muda. Dalam Southeast Asian Personalities of Chinese Descent (2012) dijelaskan, Yao juga melakukan pekerjaan sebagai petugas kebersihan di banyak tempat.

Dia pun lebih memilih tidur di pinggir jalan beralaskan kardus agar bisa cepat bekerja. Beranjak dari situasi seperti ini, dia melihat dunia seakan tak adil, di mana “anak orang lain hidup bahagia, sementara Yao harus cari uang di jalanan”. “Saya melihat anak-anak lain disuapi meskipun mereka sudah besar, dan saya pikir hidup ini tidak adil. Tapi saya selalu bertanya pada diri sendiri, ‘Mengapa saya di sini?’ Saya yakin pasti ada tujuannya,” kenangnya seperti dikutip dari Philstar.

Beruntung, dia masih bisa bersekolah dengan bantuan para dermawan. Hanya saja, sekolah tersebut tak bisa menggapai cita-citanya sebagai pengacara. Hal ini bisa terjadi karena Yao tak mampu membayar biaya kuliah yang mahal. “Faktanya, dia terlalu miskin untuk menyelesaikan kuliah empat tahun,” tulis Southeast Asian Personalities of Chinese Descent (2012).

Meski tak kuliah, Yao tidak putus asa dan lebih memilih untuk bekerja. Di usia 17 tahun, dia bekerja di tempat percetakan bungkus makanan. Selama dua tahun di sana, dia belajar banyak hal dan melihat potensi besar pasar sektor pembungkus makanan. Bermodalkan uang hasil kerja, dia pun mendirikan perusahaan patungan percetakan bersama saudara pada 1960-an bernama Solemar.

Sejak itulah perlahan hidupnya mulai berubah, dari semula gelandangan menjadi pengusaha. Meski begitu, jadi pengusaha pun hidup Yao tidak selalu mulus.

Dia berulang kali mengalami kegagalan bisnis dan kerugian. Namun, dia tak menyerah hingga sukses dapat momentum keberhasilan saat menjual produk minuman, Zest-O, pada 1980.

Zest-O adalah produk jus kemasan rasa buah-buahan yang sejak diperkenalkan sukses menguasai pasar minuman di Filipina. Beranjak dari sini, Yao pun mulai memupuk kekayaan.

Semakin berkembang bisnis Solemar, semakin kaya juga Alfredo Yao. Apalagi usai, Solemar mengembangkan sayap bisnis di luar negeri dengan mengirim produk ke China, Korea Selatan, Singapura, hingga Amerika Serikat dan Eropa. Selain bisnis minuman, Forbes juga mencatat dia berbisnis maskapai penerbangan, makanan dan minuman olahan, serta jadi pemegang saham mayoritas Philippine Business Bank. Dari besarnya bisnis, Yao, yang semula tinggal di pinggir jalan dan hidup sangat miskin, kini punya harta US$ 295 juta atau 4,6 Triliun.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya
Rahasia Kelezatan Coca Cola Tempo Dulu Sempat Pakai Narkoba

(mfa/sef)