Kenapa Pengeras Suara di Masjid Disebut Toa

by -127 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Selama bulan Ramadan, pengeras suara masjid menjadi salah satu hal yang penting karena berfungsi sebagai pengingat waktu berbuka puasa dan imsak. Namun, apakah Anda tahu mengapa masyarakat Indonesia sering menyebut pengeras suara, baik di masjid maupun tempat lain, dengan sebutan toa?

Belum banyak yang mengetahui bahwa toa sebenarnya adalah salah satu merek dari pengeras suara di dunia, yaitu Toa Electric Manufacturing Company. Perusahaan ini berasal dari Jepang dan didirikan pada 1 September 1934 oleh Tsunetaro Nakatani, yang lahir pada 10 Agustus 1890.

Sejak pendirian Toa oleh Tsunetaro, perusahaan ini langsung sukses besar. Toa menjadi perusahaan pionir dalam memproduksi teknologi pengeras suara di Jepang. Namun, eksistensi Toa terganggu saat Perang Dunia II. Meskipun mengalami kemunduran bisnis, Toa tidak sampai bangkrut.

Pada Electronics Buyers’ Guide (1964) dijelaskan bahwa produksi Toa kembali bangkit pada tahun 1947 dengan mengembangkan pengeras suara berbentuk corong atau trompet. Produk Toa seperti ini mirip dengan pengeras suara Toa yang ada di pasaran saat ini.

Selain memproduksi pengeras suara berbentuk corong, Toa juga memulai produksi megafon listrik EM-202 pada tahun 1954. Megafon ini dianggap sebagai megafon listrik pertama di dunia dan terus dikembangkan sehingga menjadi penting dalam aksi demonstrasi.

Produk Toa dari Jepang mulai masuk ke Indonesia melalui PT Galva pada tahun 1960-an. Perusahaan ini dimiliki oleh pengusaha keturunan Tionghoa dari Bangka, Uripto Widjaja. Awalnya, dia mendistribusikan pengeras suara dengan merek Galindra namun kemudian berganti nama menjadi Toa sesuai dengan perusahaan supplier dari Jepang.

Pada tahun 1975, Galva membangun pabrik pengeras suara sendiri dengan kerjasama Toa dan Sumitomo. Total investasi sekitar US$ 1 juta menghasilkan pabrik yang sangat besar. Dari kerjasama ini, Toa perlahan menguasai pasar pengeras suara di Indonesia. Pada tahun 1980-an, Toa menguasai 90% pasar pengeras suara dan menjadi istilah umum untuk menyebut alat pengeras suara di Indonesia.

Meskipun keberadaan Toa mulai terasa pada tahun 1970-an, penggunaan pengeras suara Toa atau sejenisnya di masjid di Indonesia ternyata sudah berlangsung sejak lama. Pada tahun 1930-an, pengeras suara di masjid sudah digunakan oleh Masjid Agung Surakarta. Situs Historia mencatat bahwa penggunaan pengeras suara di masjid mulai populer pada tahun 1970-an, yang merupakan awal dari peredaran pengeras suara merek Toa dari Jepang.

[Gambas:Video CNBC]

(mfa/sef)