Satyagraha: Our Guiding Principle for Action

by -495 Views

Oleh Prabowo Subianto, yang diambil dari “Strategi Transformasi Nasional: Menuju Indonesia Emas 2045”, halaman 230-234, edisi cetak keempat.

Saya mengajak dukungan Anda—dukungan nyata, konkret.

Investor besar, yang ingin menguasai tanah air kita, menyatakan bahwa Indonesia mudah dimanipulasi; warganya dan para pemimpin dapat dibeli.

Kita berada dalam situasi yang membutuhkan kewaspadaan. Kita tidak bisa membiarkan diri terlena. Kita perlu waspada, mengingatkan satu sama lain, dan memberikan dukungan. Sebagai bangsa yang signifikan, adalah kewajiban kita untuk melindungi satu sama lain.

Mari kita bersatu. Persatuan sangat penting.

Mari kita buktikan bahwa rakyat Indonesia masih memiliki mimpi mulia, bahwa kita memiliki rasa martabat, bahwa kita tidak dijual-belikan. Orang Indonesia menolak untuk diperbudak atau diperhambakan. Kita bercita-cita menjadi bangsa yang berhormat.

Kepada semua yang membaca buku ini:

Nyatakan yang benar sebagai benar, dan yang salah sebagai salah. Apakah wajar bahwa kekayaan kita terus mengalir keluar dan kita diharapkan tunduk? Apakah takdir bahwa rakyat kita hanya melayani orang lain, hanya menjadi pasar, atau menerima upah yang sedikit?

Jika Anda menganggap situasi ini dapat dibenarkan, maka sikap apa yang harus kita ambil?

Namun, jika Anda menganggapnya tidak adil, dan percaya kita bisa mengubah dan melindungi kekayaan kita, maka satu-satunya jalan ke depan adalah untuk berdiri dan memimpin rakyat.

Pimpin dengan pengetahuan, dengan hati, dengan rekomendasi, dengan pendidikan, dan dengan komitmen kepada bangsa kita.

Mari kita teguhkan perjuangan kita dalam “satyagraha,” seperti yang ditunjukkan oleh Mahatma Gandhi di India, Martin Luther King di Amerika, dan Nelson Mandela di Afrika Selatan.

Satyagraha melambangkan perjuangan tanpa kekerasan, yang didasarkan pada kebenaran—a perjuangan yang memeluk dan menyatukan semua.

Percayalah bahwa kebenaran akan menang; itu tidak bisa dikalahkan. Yang penting adalah keberanian kita, ketangguhan kita, dan kesiapan kita untuk berkorban.

Para pendiri bangsa kita—Bung Karno, Bung Hatta, Bung Syahrir, Pak Dirman, Gubernur Suryo, I Gusti Ngurah Rai, dan semua pahlawan—mengajarkan kepada kita bahwa jika kita tidak menyerah, jika kita berani dan teguh, kebenaran akan akhirnya menang. Kita harus siap menghadapi kesulitan dan penderitaan.

Apa pilihan kita? Menyerah dan tunduk pada setiap perintah, atau berdiri sebagai bangsa yang berwibawa, memahami dan mempertahankan hak-hak kita dan hak-hak rakyat kita?

Kita harus percaya pada kekuatan substansial kita. Sistem pertahanan kita, HANKAMRATA, atau pertahanan total rakyat, telah terbukti efektif melawan penjajah.

Kekuatan rakyat ini perlu diorganisir dengan cermat dan terus-menerus dirawat. Ya, dari orang ke orang, bangunlah kekuatan ini. Mulailah dengan lima, kemudian sepuluh, dan seterusnya. Selenggarakan diskusi. Bicarakan tentang isi buku ini di rumah Anda. Rencanakan, dan pada waktunya, saya akan mengumumkan langkah-langkah tindakan kita.

Jelas, kita dihadapkan pada dua pilihan. Berdiri dengan martabat sebagai bangsa pejuang, atau tetap tunduk selamanya, bangsa pelayan, lemah, dapat dibeli, dapat diperdaya. Pilihan ada pada masing-masing dari kita.

Saya percaya kita bisa, kita harus melakukan transformasi penting bagi bangsa kita.

Mari kita buktikan bahwa di antara orang Indonesia, masih ada yang bermimpi. Mereka yang mencintai negara mereka dan berharap Indonesia berdiri dengan martabat, dipimpin oleh pemimpin yang terhormat, berdiri tegak. BerkahJang, kuat, adil, dan makmur. Ini adalah aspirasi bersama kita.

Bangun dan kumpulkan dukungan dari orang-orang di sekelilingmu. Temui dan pencerahkan keluarga Anda, teman Anda, tetangga Anda. Buat mereka sadar dan yakin. Jelaskan prinsip-prinsip dan fakta yang terkandung dalam buku ini. Dorong mereka, inspirasi mereka untuk aktif berpartisipasi dalam demokrasi kita.

Beritahukan kepada rakyat bahwa bangsa kita tidak miskin. Beritahukan kepada mereka bahwa ada solusi untuk masalah bangsa kita. Biarkan mereka tahu bahwa buku ini mengandung keyakinan dan pemahaman tentang bagaimana mengelola ekonomi.

Dalam perjuangan Anda, jangan pernah merendahkan atau menghina orang lain. Sebaliknya, percayalah pada diri kita sendiri dan selalu pandu rakyat. Katakan kepada mereka bahwa yang benar adalah benar, dan pada akhirnya, kebenaran akan menang.

Ingatlah, semakin kita berpengetahuan, semakin kuat kita. Semakin kita merendahkan hati kita, semakin rendah hati kita—bukan dalam keraguan diri tetapi dengan kesederhanaan. Semakin kita dicela, semakin sopan kita. Semakin kita difitnah, semakin tegak kita berdiri.

Tidak perlu membalas kebencian dengan kebencian. Tidak ada waktu untuk kebencian. Biarkan mereka yang jahat dihakimi oleh kekuatan yang lebih besar dari kita semua, kekuatan di atas.

Berpeganglah pada kekuatan di bawah, kekuatan rakyat Indonesia, yang akan selalu mendukung apa yang benar.

Saudara-saudara, rakyat kita tidak bodoh. Mereka berpikir dengan hati. Mereka akan selalu mendukung kita, asalkan kita terus-menerus meningkatkan diri, memperkuat akar kita di tengah masyarakat, selalu menjadi sumber kebenaran, selalu mempertahankan kebenaran, selalu memberikan solusi atas masalah rakyat, dan jangan pernah menjadi sumber kerusakan.

Kita tidak boleh diam ketika kita menyaksikan kebohongan dan ketidakadilan. Dan ketika kita melihat penindasan terhadap orang yang kurang beruntung, kita tidak bisa diam. Kita tidak boleh takut untuk membela yang lemah dan tertinggal.

Jangan pula kita berjuang semata-mata untuk menduduki posisi kekuasaan. Posisi otoritas harus diperjuangkan dengan terhormat, secara sah, konstitusional, secara demokratis, oleh mereka yang benar-benar cinta pada bangsa.

Source link