Erick Thohir: Generasi Z Mandiri di Luar Negeri, Bergantung pada Orang Tua Ketika di Indonesia. Masalah Timbul Saat Bekerja?

by -49 Views

Selama beberapa bulan terakhir, Gen-Z semakin sering menjadi bulan-bulanan netizen karena banyak kasus pekerja Gen-Z yang dinilai bermasalah. Mulai dari Gen-Z yang terlalu sensitif, resign setelah bekerja hanya 3 hari, sering mengeluh, kurang inisiatif, dan sebagainya.

Selain itu, Gen-Z juga dianggap generasi yang malas bekerja keras namun menginginkan gaji tinggi. Fakta menunjukkan bahwa lebih dari 9,9 juta Gen-Z menganggur dan tidak sekolah. Di sisi lain, riset dari Deloitte mengungkapkan bahwa 49% pekerja Gen-Z merasa stres hampir setiap hari. Hal ini menunjukkan tekanan yang besar dialami oleh Gen-Z di dunia kerja. Di sisi lain, laporan dari McKinsey juga menyatakan bahwa Gen-Z adalah generasi yang paling beragam dan terbiasa dengan teknologi, namun seringkali merasa tidak mendapat dukungan yang memadai di lingkungan kerja.

Beberapa orang di media sosial berpendapat bahwa Gen-Z seringkali membuat masalah di tempat kerja. Misalnya, user @hrguru mengungkapkan, “Pekerja Gen-Z seringkali kurang disiplin dan terlalu banyak menuntut.” Namun, apakah benar demikian?

Setiap generasi memiliki karyawan berkualitas dan bermasalah, bukan hanya masalah Gen-Z. Penting bagi pengusaha untuk tidak membatasi generasi, namun fokus pada cara mengelola dan menciptakan budaya kerja yang baik di perusahaan.

Budaya kerja yang adaptif sangat penting. Studi dari Harvard Business Review menunjukkan bahwa perusahaan dengan budaya kerja yang inklusif dan adaptif memiliki produktivitas 21% lebih tinggi. Perusahaan seperti Google dan Netflix merupakan contoh keberhasilan dalam meningkatkan produktivitas karyawan melalui budaya kerja yang fleksibel.

Untuk mencapai kinerja maksimal dari Gen-Z, penting untuk memperlakukan mereka sebagai manusia. Mereka juga butuh apresiasi, ruang untuk tumbuh, kesejahteraan, dan kehidupan yang seimbang. Mengelola Gen-Z dan Milenial dengan efektif dapat dilakukan melalui formula “Being Human.”

Formula “Being Human” telah terbukti efektif dalam mengelola tim, terutama Gen-Z dan Milenial, di banyak perusahaan besar dunia. Sekolah HRD Gila adalah salah satu workshop yang mengadaptasi formula “Being Human” ini di Indonesia, dengan bimbingan langsung dari Satia Pradana.

Sekolah HRD Gila adalah kesempatan emas untuk belajar langsung dari ahli tersebut. Untuk mendaftar, hubungi Mba Reny di wa.me/6281392077733 atau email ke [email protected].

Artikel ini juga telah dipublikasikan di VRITIMES.