LEADERSHIP ATTRIBUTES – prabowosubianto.com – prabowo2024.net

by -78 Views

Keberanian

Bagi seorang prajurit, keberanian mutlak diperlukan. Keberanian tidak hanya berkaitan dengan keberanian fisik namun juga keberanian moral. Keberanian fisik termanifestasi dalam kemauan untuk mengatasi ketakutan di hadapan cedera dan kematian. Keberanian moral adalah keberanian untuk menghadapi risiko kehilangan jabatan, pangkat, dan posisi karena tindakan yang tidak disukai oleh atasan namun sesuai dengan keyakinan seorang prajurit TNI. Keberanian fisik dan keberanian moral termanifestasi dalam kemampuan seorang pemimpin untuk membuat keputusan dalam situasi yang sulit dan berisiko. Tanpa keberanian, seorang pemimpin militer tidak dapat berhasil. Sekali seorang komandan kehilangan keberaniannya, penghargaan dari bawahannya akan berkurang atau bahkan hilang sama sekali.

Kepribadian Terkemuka

Seorang pemimpin militer harus memiliki kepribadian yang menonjol dan bersifat baik. Saya mengatakan kepribadian yang baik karena banyak tokoh yang menonjol namun tidak bersifat baik, seperti Adolf Hitler, Pol Pot, Stalin, dan Al Capone. Orang baik selalu menunjukkan kejujuran, meletakkan kepentingan orang lain di atas diri mereka sendiri, menampilkan rasa rendah hati dan kemauan berkorban, serta tidak mudah goyah oleh keadaan. Dari leluhur Indonesia, kita dapat belajar delapan kualitas pribadi dari pemimpin yang baik, dikenal sebagai hasta brata:

1. Seorang pemimpin harus seperti Laut (Pindo Jaladri). Seorang pemimpin bersikap terbuka, mampu mendengarkan hal-hal negatif namun selalu melakukan hal-hal positif.
2. Seorang pemimpin harus seperti Bulan (Pindo Candra). Seorang pemimpin selalu dapat menjadi cahaya penuntun di kegelapan.
3. Seorang pemimpin harus seperti Bintang (Pindo Kartika). Seorang pemimpin dapat menunjukkan arah yang benar kepada rakyatnya dan selalu menyemangati harapan.
4. Seorang pemimpin harus seperti Gunung (Pindo Arga). Seorang pemimpin memiliki keyakinan yang teguh yang tidak mudah terguncang oleh keadaan.
5. Seorang pemimpin harus seperti Bumi (Pindo Bahana). Seorang pemimpin memahami apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya dan memberikan bantuan tanpa diskriminasi.
6. Seorang pemimpin harus seperti Api (Pindo Dahana). Seorang pemimpin memberikan kehangatan dan dapat membangkitkan semangat bawahannya serta memberantas ketidaksetaraan dan ketidakadilan.
7. Seorang pemimpin harus seperti Angin (Pindo Bayu). Seorang pemimpin dapat bergerak dengan bebas dan dapat dirasakan di mana-mana.
8. Seorang pemimpin harus seperti Matahari (Pindo Surya). Seorang pemimpin selalu menjadi sumber energi positif bagi lingkungannya.

Kualitas kepribadian yang harus kita pelajari dari leluhur bangsa seharusnya dipertimbangkan karena kebijaksanaan mereka tidak boleh dianggap sepele. Pada intinya, jika seorang pemimpin memiliki sifat-sifat negatif seperti keinginan berlebihan, ketidakjujuran, egoisme, pengecut, tidak peduli, tidak adil, menganggap diri berhak atas segala hal, dan narsisisme, maka dengan cepat, dia akan ditinggalkan dan bahkan dioposisi oleh bawahannya sendiri.

Kesetiaan

Seorang pemimpin militer harus memiliki kesetiaan yang kuat dan mutlak kepada negara, bangsa, dan rakyat. Jika dia tidak setia, dia tidak akan memiliki kekuatan untuk menghadapi cobaan dan kesulitan dalam hidupnya sebagai pemimpin. Kesetiaan dapat tercermin dalam komitmen seseorang kepada sebuah organisasi, dedikasi kepada rekan-rekan sejawat dan bawahannya. Ada pemimpin yang, di bawah keadaan yang tidak menguntungkan, cepat menyalahkan bawahannya. Banyak juga yang cenderung mencari kesalahan bawahannya ketika segalanya berjalan buruk. Di sisi lain, jika bawahannya sukses, mereka seringkali pertama-tama keluar dan menganggap kemenangan tersebut sebagai milik mereka sendiri. Seorang pemimpin sejati selalu berusaha untuk membela dan menempatkan kepentingan bawahannya di atas kepentingannya sendiri. Ada kebijaksanaan militer tua yang dapat kita pelajari dalam hal ini: Jika Anda peduli dengan bawahan Anda, bawahan Anda akan peduli dengan Anda.

Keterampilan Profesional

Untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses, seseorang harus memiliki keterampilan dan kemampuan profesional. Seorang pemimpin harus memahami bidangnya dengan baik. Jika dia adalah komandan batalyon infantri, dia harus memahami semua jenis infanteri. Seorang pemimpin harus benar-benar menguasai semua teknik dan taktik dari tingkat peleton, perusahaan hingga tingkat batalyon. Mereka harus memiliki visi yang setara dengan dua tingkat di atas mereka dan penguasaan yang setara dengan dua tingkat di bawah mereka. Seorang pemimpin yang berani namun bodoh akan menimbulkan banyak korban di antara bawahannya.

Semangat

Elemen kelima yang saya percayai harus dimiliki seorang pemimpin adalah semangat. Itulah yang mendorong seorang pemimpin militer untuk bertindak dan maju secara dinamis. Semangat mendorong seorang prajurit untuk bertahan dalam penderitaan dan tetap tenang serta gigih di hadapan bahaya. Semangat akan mendorong seorang pemimpin militer untuk meraih kemenangan. Tanpa semangat, seorang pemimpin tidak dapat mencapai hasil yang gemilang. Jika dua orang yang sama cerdas dan mampu bersaing, orang yang memiliki semangat yang lebih besar akan muncul sebagai pemenang. Ada pepatah di militer yang mengatakan: Rencana paling brilian yang dilaksanakan dengan setengah hati akan memberikan hasil yang lebih buruk daripada rencana sederhana yang dilaksanakan dengan penuh semangat. Perang mungkin dilakukan dengan senjata, namun mereka dimenangkan oleh para prajurit. Itulah semangat para prajurit yang mengikuti dan semangat pemimpin yang memperoleh kemenangan. (Jenderal G.S. Patton)

Menurut pendapat saya, berdasarkan studi saya tentang sejarah kepemimpinan militer yang sukses dan efektif, saya percaya bahwa setiap pemimpin militer harus memiliki dan hidup dengan filosofi kepemimpinan. Filosofi membimbing dan mengarahkan seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya. Filosofi yang sering saya gunakan adalah 11 Prinsip Kepemimpinan TNI, yang akan saya bahas secara detail dalam Bab 10 buku ini, dan prinsip sederhana yang berbunyi: Bagi saya, itu berarti bahwa dalam membuat keputusan atau kebijakan, seseorang harus bertanya pada diri sendiri apakah akan bermanfaat bagi negara, bangsa, dan angkatan bersenjata. Jika ya, jangan ragu, dan hanya setelah itu seseorang dapat mulai memikirkan kepentingannya sendiri. Bukan sebaliknya. Jika seseorang sudah meletakkan kepentingan pribadinya di atas kepentingan bawahannya, apalagi kepentingan negara, maka ia bertindak dengan egois dan menunjukkan kepemimpinan yang buruk. Pertama: Tanah Air Saya; Kedua: Bawahan Saya, Kemudian ketiga: Diri Saya.

HAL LAIN YANG MENENTUKAN KEPALA/MILIAR MILITER YANG SUKSES

Kebugaran Fisik

Seorang pemimpin militer harus memiliki kebugaran fisik yang luar biasa. Dia harus dapat memimpin bawahannya dengan contoh dan menjadi teladan. Seorang pemimpin militer tidak akan efektif jika dia tidak bugar. Dia tidak dapat memimpin bawahannya jika dia tidak hadir di tengah-tengah mereka atau di depan mereka. Ketahanan fisik yang prima diperlukan untuk menghadapi tekanan kehidupan militer dan stres kehidupan sehari-hari.

Keberadaan Pada Momen dan Tempat Kritis

Senior-senior saya sering mengajarkan bahwa pemimpin harus selalu berada di tempat dan saat yang paling kritis. Kehadiran seorang pemimpin dapat menenangkan para prajurit yang mungkin dilanda oleh kondisi berbahaya yang mereka hadapi. Seorang pemimpin militer juga harus dapat membaca dan menilai situasi dengan dekat. Dia harus dapat dengan cepat merasakan psikologi bawahannya dalam momen yang sangat kritis. Keputusan penting seringkali harus diambil dengan cepat dan akurat. Dalam keadaan darurat, perubahan sering terjadi sangat cepat. Oleh karena itu, seorang pemimpin militer yang memantau situasi kritis dari kejauhan sering lambat dalam mengambil keputusan penting, terkadang keputusan yang menentukan hidup-mati.

Tinjauan ke Depan dan Kreativitas

Seorang pemimpin harus memiliki pemikiran ke depan untuk menerapkan kebijakan yang dapat meningkatkan situasi saat ini untuk mencapai kemajuan di masa depan. Menjaga status quo dan mengabaikan masalah yang memerlukan perbaikan dan perubahan akan menyebabkan stagnasi, bahkan degenerasi dan degradasi. Seorang pemimpin harus kreatif dan dinamis. Jika dia hanya menunggu instruksi dan tidak ingin mengambil inisiatif, organisasi yang dipimpinnya tidak dapat bangkit menghadapi tantangan yang mungkin muncul tiba-tiba. Pemimpin hebat dalam sejarah seringkali dapat mengembangkan solusi yang tak terduga dan menunjukkan jalan keluar dari kesulitan atau masalah kompleks bawahannya.

Kibernetika

Sebuah hukum yang dikenal sebagai kibernetika mengatakan, “Jika Anda berpikir bahwa Anda akan kalah, Anda sudah kalah.” Intinya adalah: Jangan bisikkan dalam hati Anda bahwa Anda mungkin kalah. Anda harus memiliki semangat untuk berhasil. Kehendak untuk menang akan menghasilkan pemenang.

Hukum Murphy

Salah satu hukum dalam aktivitas manusia dan organisasi yang patut dipertimbangkan adalah hukum Murphy yang menyatakan: ‘Jika sebuah rencana dapat salah, biasanya akan salah’. Seringkali kita akan menemui hukum Murphy dalam kehidupan militer, yang padanannya dalam bahasa lokal adalah ‘ojo kagetan’ (jangan mudah berguncang). Seorang pemimpin harus selalu siap untuk menghadapi skenario terburuk. Rasa tanggung jawab dan dedikasi…

Source link