Pulau dengan Lapisan Emas Menyulut Kepanikan di Seluruh Dunia, Ternyata Terletak di Indonesia

by -35 Views

Sejak zaman kuno, emas telah menjadi primadona dan menjadi incaran banyak orang di seluruh dunia. Stabilitasnya menjadi alasan utama.

Berdasarkan hal ini, ketika kabar tentang pulau emas di salah satu bumi terdengar, orang-orang berlomba-lomba untuk menemukannya. Siapa sangka, pulau emas yang telah menjadi legenda selama ratusan tahun bukanlah sesuatu yang fiktif semata. Pulau emas tersebut ternyata nyata dan menariknya berada di Indonesia.

Bagaimana ceritanya?

Pada masa klasik, orang-orang dan para pujangga dari berbagai wilayah dunia telah memiliki cerita dan catatan mengenai pulau emas di wilayah yang tidak diketahui. Di India, berbagai karya klasik dan syair menceritakan tentang keberadaan pulau emas di seberang lautan. Kisah Ramayana sudah menggambarkan pelayaran ke pulau emas yang disebut Suvarnabhumi.

Para ahli Yunani dan Romawi yang hidup antara tahun 31 SM hingga 416 Masehi, ribuan tahun yang lalu, juga menyampaikan hal yang serupa. Mereka selalu bercerita tentang pulau kaya emas di selatan India. Bahkan, ada teks dari abad ke-1 Masehi yang secara spesifik menyebut lokasinya. Teks tersebut menuliskan bahwa “pulau emas berada di matahari tepat di atas kepala”, yang berarti berada di garis khatulistiwa.

Di China, ada naskah kuno dari era Dinasti Ming (abad ke-14) yang menyebut negeri San Fo Tjai yang kaya akan emas, dan negeri tersebut berada di kawasan selatan.

Berbagai versi dari peradaban kuno dunia menyebutkan bahwa pulau emas, sesuai dengan namanya, kaya akan emas. Setiap orang yang pergi ke sana dijamin akan menjadi kaya. Mengapa? Karena setiap lapisan tanah di pulau tersebut mengandung emas.

Cerita-cerita ini akhirnya dapat dibuktikan kebenarannya pada era penjelajahan samudra sekitar abad ke-15. Pada saat orang telah mampu berlayar, diketahui bahwa pulau emas yang menjadi legenda selama ribuan tahun ternyata terletak di Nusantara yang sekarang menjadi bagian dari Indonesia, yaitu Pulau Sumatera.

Pada titik ini, sejarawan O.W. Wolters dalam bukunya “Kebangkitan dan Kejayaan Sriwijaya Abad III-VII” (2017) menyebutkan bahwa berbagai catatan tersebut merupakan bukti popularitas Asia Tenggara dan Sumatera sebagai sumber emas yang penting.

## Tanah Berlapis Emas

Pengembangan pengetahuan semakin membuktikan bahwa Pulau Sumatera bukanlah sekadar fiksi. Para penduduk mulai melakukan penggalian.

Di Sumatera Barat, contohnya, William Marsden dalam bukunya “The History of Sumatera” (1811) mencatat bahwa pada abad ke-19, Padang menerima 10 ribu ons atau sekitar 283 Kg emas dari 1.200 tambang di pedalaman. Setiap tambang tersebut memiliki nilai ekonomis sekitar 1 juta gulden. Bisa dibayangkan berapa keuntungan dari penambangan emas di Padang.

Di Aceh, hal tersebut bahkan lebih spektakuler. Denys Lombard dalam bukunya “Kerajaan Aceh” (1986) menjelaskan bahwa kerajaan tersebut memiliki 300 tambang emas. Konon setiap tambang bisa menghasilkan emas 24 karat yang tak ada habisnya.

Selain itu, catatan dari seorang Eropa bernama Agustin de Beaulie juga menyebutkan hal yang sama. Dia mengamati bahwa di Aceh, lapisan tanahnya mampu mengeluarkan emas, bahkan terkadang emas tersebut berupa gumpalan.

Berdasarkan fakta ini, pada masa kolonialisme, emas Sumatera mulai terungkap lebih jelas. Kolonialis Belanda melakukan eksplorasi dan eksploitasi besar-besaran di sana karena emas merupakan sumber kekayaan yang potensial selain rempah-rempah.

Penduduk lokal juga mulai menggunakan emas sebagai sumber kekayaan. Mereka sering mengolah emas untuk diperdagangkan. Dari sinilah, lahir pengusaha-pengusaha baru yang menjadi kaya raya berkat bisnis dan kepemilikan emas. Di era kemerdekaan, para pengusaha ini pun memberikan kontribusi mereka untuk pembangunan Indonesia.

Hingga saat ini, penambangan emas masih terus berlangsung. Hanya saja, jumlahnya mengalami penurunan dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia, seperti Papua.