Pulau di Indonesia yang Menjadi Legenda Ribuan Tahun dan Menjadi Buruan Dunia

by -67 Views

Emas sering dianggap sebagai aset yang stabil dan aman sejak dulu. Itu sebabnya, ketika mendengar tentang pulau emas, banyak orang bersaing untuk mencari harta berharga tersebut.

Namun, siapa sangka, pulau emas yang menjadi legenda dalam naskah kuno bukanlah fiksi semata. Pulau emas tersebut terbukti nyata dan menariknya, berada di Indonesia.

Bagaimana kisahnya?

Di masa klasik, orang-orang dan para pujangga dari berbagai wilayah dunia sudah memiliki cerita dan catatan tentang pulau emas di wilayah yang jauh. Di India, berbagai karya klasik dan syair mengisahkan keberadaan pulau emas di seberang lautan. Kisah Ramayana menggambarkan pelayaran ke pulau emas yang disebut Suvarnabhumi.

Para ahli Yunani dan Romawi dari ribuan tahun yang lalu juga menyatakan hal yang sama. Mereka selalu bercerita tentang pulau kaya emas di selatan India. Bahkan, ada teks dari abad ke-1 Masehi yang secara spesifik menunjukkan lokasi pulau emas berada di garis khatulistiwa.

Di China, terdapat naskah kuno dari era Dinasti Ming yang menggambarkan negeri San Fo Tjai yang kaya akan emas. Negeri itu berada di kawasan selatan.

Versi dari berbagai peradaban kuno dunia menyebutkan bahwa pulau emas, sesuai namanya, kaya akan emas. Setiap orang yang pergi ke sana pasti akan menjadi makmur karena setiap lapisan tanah di pulau tersebut terdapat emas.

Cerita-cerita tersebut baru terbukti di era penjelajahan samudera sekitar abad ke-15. Pulau emas yang menjadi legenda ribuan tahun di seluruh dunia ternyata berada di Nusantara, yang kini menjadi Indonesia. Nama pulau tersebut adalah Sumatra.

Sejarawan O.W Wolters dalam bukunya “Kebangkitan dan Kejayaan Sriwijaya Abad III-VII” menyebutkan bahwa catatan-catatan tersebut menjadi bukti popularitas Asia Tenggara dan Sumatra sebagai sumber emas yang penting.

Pulau emas Sumatra bukanlah fiksi. Penduduk mulai melakukan penggalian untuk mencari emas. Di Sumatra Barat, misalnya, tercatat bahwa Padang menerima 10.000 ons atau 283 Kg emas dari 1.200 tambang di pedalaman.

Di Aceh, kerajaan memiliki 300 tambang emas yang menghasilkan emas 24 karat yang tak ada habisnya. Penduduk Eropa juga mengamati bahwa di Aceh, lapisan tanahnya bisa mengeluarkan emas yang kadang bergumpal.

Selama periode kolonialisme, emas Sumatra mulai dieksploitasi secara besar-besaran. Tindakan tersebut dilakukan oleh Kolonialis Belanda karena emas menjadi sumber cuan potensial selain rempah-rempah.

Hingga saat ini, penambangan emas masih berlangsung di Sumatra, meskipun jumlahnya mengalami penurunan dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia, seperti Papua.