Kisah Emas 50 Kg dari Rakyat Aceh untuk Soekarno

by -39 Views

Pada masa-masa awal kemerdekaan, Indonesia berada dalam kondisi sulit karena ekonomi belum berkembang. Sementara itu, pemerintah membutuhkan biaya untuk menegakkan kedaulatan. Beruntung, para pengusaha Aceh dengan baik hati memberikan emas untuk penegakan kedaulatan. Mereka berhasil mengumpulkan 50 Kg emas, yang jika dikonversi ke masa kini setara dengan Rp50 miliar.

Kisah ini bermula ketika Soekarno melakukan kunjungan ke Kutaraja, Aceh, pada 16 Juni 1948. Kedatangannya terjadi karena Aceh memiliki posisi penting secara politik dan ekonomi bagi Indonesia. Dari segi politik, wilayah ujung Sumatera ini merupakan satu-satunya wilayah yang tidak sepenuhnya dikuasai oleh Belanda. Sedangkan dari segi ekonomi, Aceh dijelaskan oleh Soekarno sebagai daerah yang sangat kaya.

Soekarno ingin meminta dukungan politik dan ekonomi, maka ia langsung mengutarakan keinginannya ketika berada di Aceh. Dalam acara jamuan makan dengan para saudagar Aceh dalam kelompok Gasida (Gabungan Saudagar Indonesia Aceh), Soekarno mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi negara sedang sulit akibat blokade dan agresi militer Belanda. Ia meminta para pengusaha Aceh menyumbangkan uang untuk membeli pesawat, yang nantinya berguna sebagai jembatan udara antar pulau.

Saat jamuan makan tersebut, M.Djoenoed Joesoef, ketua Gasida, langsung menyatakan kesediaan untuk mengumpulkan emas dan uang. Para saudagar dan rakyat Aceh turut memberikan sumbangan emas dan uang untuk membeli pesawat. Empat hari kemudian, berhasil terkumpul 50 Kg emas dan donasi tersebut dipergunakan untuk membeli dua pesawat DC-3, yaitu Seulawah RI-001 dan Seulawah RI-002.

Kedua pesawat tersebut diberi nama Seulawah yang artinya Gunung Emas dan digunakan untuk memperkuat kedaulatan Indonesia. Saat ini, pesawat-pesawat tersebut sudah dimuseumkan di Taman Mini Indonesia Indah. Melalui sumbangan tersebut, kedaulatan Indonesia semakin diperkuat dan pesawat tersebut menjadi simbol perjuangan dan kesetiaan rakyat Aceh.