LEADERSHIP OF INDONESIAN NATIONAL LEADERS [AIR VICE MARSHALL TNI POSTHUMOUS AGUSTINUS ADISOETJIPTO]

by -73 Views

Pada tanggal 5 Oktober 1945, embrio Angkatan Udara Indonesia terbentuk. Surjadi Suryadarma, yang memimpin pasukan itu, memanggil Adisoetjipto untuk membantu membentuk angkatan udara karena kondisi saat itu sangat memprihatinkan. Tidak ada pilot, tidak ada mekanik pesawat terbang, dan tidak ada dana. Hanya ada beberapa pesawat tua yang ditinggalkan oleh Jepang.

Adisoetjipto adalah salah satu dari sedikit orang yang berani menerbangkan pesawat tua milik Jepang. Pada tanggal 10 Oktober 1945, ia berhasil menerbangkan pesawat Nishikoren yang dicat merah putih dari Tasikmalaya ke Maguwo, Yogyakarta. Pada tanggal 27 Oktober 1945, ia berhasil menerbangkan pesawat Cureng yang ditandai dengan bendera merah putih Indonesia di sekitar Yogyakarta. Tidak sia-sia, dia melakukannya untuk menguatkan semangat perjuangan rakyat.

Pada tahun 1947, pemerintah Indonesia menugaskan Adisoetjipto dan rekan-rekannya untuk mencari obat-obatan untuk Palang Merah Indonesia. Bantuan diperoleh dari Palang Merah Malaya, sementara seorang pedagang India menyediakan pesawat transport Dakota VT-CLA. Itu adalah penerbangan publik. Misi kemanusiaan tersebut mendapatkan persetujuan dari Belanda dan Britania Raya.

Namun, pada tanggal 29 Juli 1947, ketika pesawat hendak mendarat di Maguwo, penembak Kitty Hawk Belanda tiba-tiba muncul dan mulai menembaki Dakota, dengan Tjipto dan rekan-rekannya di dalamnya. Pesawat tersebut terbakar dan jatuh. Tjipto dan tujuh rekannya tewas. Hanya satu di antara mereka yang selamat. Tidak ada yang tahu mengapa Belanda melanggar kesepakatan, tetapi diduga mereka ingin membalas dendam pada kadet-kadet Indonesia yang telah membom Belanda.

Source link