Gelandangan Terkaya di Jawa dengan Motor, Emas, dan Sawah 3 Hektare Mendadak Heboh

by -19 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Seringkali kita menyaksikan orang tinggal di pinggir jalan sembari mencari uang untuk menyambung hidup. Biasanya kita sering menyebutnya gelandangan atau gembel yang hidup memprihatinkan.

Namun, apa jadinya jika ada gelandangan yang ternyata memiliki motor, emas, dan sawah 3 hektar? Kisah ini bukan fiksi semata, tapi benar terjadi pada seorang gelandangan dari Lumajang bernama Abdurrachim dan istri pada 49 tahun lalu.

Abdurrachim diceritakan sudah lama menjadi gelandangan. Sehari-hari dia bersama keluarga tidur berpindah-pindah tempat. Biasanya di pinggiran toko atau di bangunan kosong. Untuk bisa makan, dia mencari puntung rokok untuk ditukar uang.

Kehidupan seperti ini lantas membuat Abdurrachim diciduk otoritas terkait untuk dibina di rumah penampungan. Harian Surabaya Post (2 Juni 1975) melaporkan, pemerintah menempatkan Abdurrachim di komplek Tuna Wisna supaya tidak berkeliaran dan tidur di emperan toko. Hidupnya pun ditanggung pemerintah.

Meski begitu, Abdurrachim tetap ingin menggelandang. Dia ingin berkelana keliling kota mencari uang. Alias tak ingin hidup bergantung bantuan pemerintah. Kali ini dia tak hanya mencari puntung rokok, tetapi juga kodok. Dia mencarinya setiap malam dengan lampu kecil di pinggir sawah dan sungai.

Proses menggelandang ini dilakukannya selama bertahun-tahun. Sampai akhirnya, pada suatu waktu, kebiasaan mencari kodok untuk dijual kembali membuat namanya naik daun. Dia pun menjadi juragan kodok di Lumajang dan dikenal sampai Surabaya.

“Setiap minggu sampai 3 kali, Pak Abdurrachim mengirimkan kataknya ke Surabaya. Dan setiap pengiriman rata-rata sampai 3 kwintal. Harga kodok Rp55.000 per kwintal atau Rp550 per kilogram,” tulis pewarta Surabaya Post.

Artinya, setiap minggu dia bisa mengantongi uang Rp165.000 hasil menggelandang mencari kodok. Nominal tersebut sangat besar pada tahun 1975. Harga emas masih Rp2.000 per gram. Berarti, dari nominal tersebut dia bisa memborong 80 gram emas.

Kesuksesan Abdurrachim lantas menjadi viral pada masanya. Sebab, dia bisa dikatakan sebagai gelandangan atau gembel terkaya di Jawa. Terlebih, kelak diketahui dari proses menggelandang itu, dia bisa memiliki harta melimpah.

Tercatat, dia mempunyai 1 unit sepeda motor, sawah 3 hektar, hingga perhiasan emas. Namun, kesuksesan mencari uang dari jalanan membuatnya Abdurrachim sadar dirinya sudah naik kelas.

Dia tak bisa lagi disebut gelandangan, tinggal di komplek Tuna Wisma dan mendapat bantuan pemerintah. Dari sini, dia lantas membeli rumah di Lumajang seharga Rp3.000.000.

(mfa)