Kapal Pembawa 60 Ton Emas Curian Tenggelam di Indonesia, Dikejar Oleh Warga Internasional

by -69 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Kisah Alfonso de Albuquerque, kapten kapal berbendera Portugis bernama Flor de la Mar, menghebohkan dunia. Dia berhasil merampok emas sebanyak 60 ton dari Malaysia sebelum akhirnya kapalnya tenggelam di perairan Indonesia dan menjadi harta karun yang hingga kini belum ditemukan.

Kisah ini dimulai pada tahun 1511, ketika Portugis berusaha menguasai rempah-rempah melalui jalur laut. Alfonso de Albuquerque sebagai pelaut membuka jalan bagi ekspedisi besar-besaran bagi pemerintahan Portugis dengan kapalnya, Flor de la Mar.

Selain Flor de la Mar, Alfonso juga memimpin berbagai kapal lain yang dilengkapi dengan senjata perang seperti senapan dan meriam. Kapal-kapal ini memiliki ukuran yang berbeda-beda.

Namun, Flor de la Mar merupakan kapal terbesar dengan panjang 36 meter, berat 400 ton, dan mampu memuat 500 awak kapal dan 50 senjata. Karena ukurannya yang besar, Flor de la Mar dijuluki sebagai kapal terbesar di Eropa pada masanya.

Seluruh armada kapal di bawah pimpinan Alfonso diarahkan ke Malaka, pusat perdagangan rempah-rempah. Petualangan ini menjadi armada Portugis terbesar yang pernah ada. Ternyata, armada tersebut tidak hanya membawa rempah-rempah, tetapi juga menguasai wilayah-wilayah baru.

Alfonso berpikir bahwa menguasai wilayah lebih menguntungkan daripada hanya berdagang. Dengan alasan tersebut, dia juga membawa pasukan militer yang pada saat itu tidak diketahui oleh penguasa Malaysia, yaitu Kesultanan Malaka.

Nigel Cameron dalam Barbarians and Mandarins (1976) mencatat bahwa Alfonso menggunakan taktik licik dengan niat jahat. Awalnya, dia berdagang dan disambut baik oleh penguasa setempat. Namun, tiba-tiba dia menyerang Kesultanan Malaka dengan ribuan pasukan.

Akibatnya, Kesultanan Malaka yang telah berjaya selama ratusan tahun hancur seketika. Portugis mengendalikan perdagangan di daerah tersebut.

Alfonso tidak hanya mengendalikan perdagangan, tetapi juga merampok harta benda Kesultanan Malaka yang sangat berharga. Semua harta rampokan itu diangkut oleh Flor de la Mar, termasuk 60 ton emas yang menjadikannya sebagai rampokan terbesar dalam sejarah.

Saat proses pengangkutan, banyak yang mengira kapal akan kelebihan muatan. Namun, Alfonso tetap melanjutkan pelayaran Flor de la Mar tanpa mendengarkan. Ketika badai dahsyat melanda pada hari kedua, Flor de la Mar tenggelam bersama seluruh awak kapal dan harta rampokannya.

Flor de la Mar tenggelam di Laut Aceh, dan tidak ada satupun orang yang menyelamatkan 60 ton emas tersebut. Hingga kini, emas tersebut masih menjadi misteri dan kemungkinan masih berada di dasar laut karena sifatnya yang tahan air. Namun, lokasinya telah bergeser dari titik tenggelamnya kapal, sehingga belum ada yang berhasil menemukannya.

Menurut Peter O. Koch, ekspedisi ini merupakan bukti dari sifat serakah. Hingga saat ini, emas 60 ton tersebut masih merupakan misteri yang belum terpecahkan.

(mfa/wur)