Red Bull menghadapi krisis dalam performa mobilnya di Formula 1 musim ini, meskipun Max Verstappen berada di posisi kedua dalam klasemen pembalap setelah GP Cina. Pertemuan krisis dijadwalkan untuk membahas bagaimana meningkatkan mobil RB21 ke standar kejuaraan dunia. Lihat hasil kualifikasi menunjukkan bahwa Racing Bulls hanya tertinggal 0,23 detik dari Verstappen, sementara rekan setimnya, Liam Lawson, memiliki performa yang lebih rendah. Hipotesis menarik muncul setelah kualifikasi di Cina, bahwa Verstappen mungkin berada di mobil yang lebih lambat dari dua mobil Red Bull.
Data menunjukkan bahwa Lawson lebih lambat 0,24 detik dari Tsunoda dalam kualifikasi, tetapi Tsunoda memiliki keunggulan 0,11 detik per lap dalam balapan. Oleh karena itu, potensi Verstappen untuk lebih cepat sekitar 0,4 detik per lap dengan mobil Racing Bulls dibandingkan dengan mobil Red Bull. Namun, sulit untuk memprediksi apakah hal ini akan terjadi dalam praktiknya, dengan mobil Red Bull dianggap sulit dikendarai oleh pembalap lain sebelumnya.
Tsunoda menggantikan Lawson dalam skuad Red Bull, namun masih belum jelas apakah ini akan memberikan keuntungan pada skuad tersebut. Meskipun jarak kualifikasi antara Tsunoda dan Lawson sekitar 0,25 detik, masih ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan seperti kemampuan Tsunoda dalam mengendarai mobil Red Bull yang sulit. Meskipun Verstappen mungkin lebih unggul dalam kualifikasi, performa Racing Bulls dalam balapan tampaknya lebih kuat.
Berdasarkan analisis yang mendalam, situasi Red Bull saat ini memerlukan perhatian lebih lanjut untuk mengatasi krisis performa mereka. Para ahli memperkirakan bahwa solusi optimal mungkin adalah dengan Verstappen mengemudikan Red Bull sendirian sementara Lawson bergabung dengan Racing Bull ketiga. Meskipun tidak secara langsung dapat diwujudkan, analisis ini memberikan gambaran tentang tantangan yang dihadapi oleh Red Bull dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk memperbaiki performa mereka.