Kursi kedua Red Bull selalu menjadi posisi yang sulit dalam Formula 1. Dalam beberapa balapan terakhir, spekulasi tentang pergantian pembalap telah mengemuka, terutama setelah penampilan yang mengecewakan dari Liam Lawson. Lawson, pembalap asal Selandia Baru, hanya mampu menempati posisi bawah dalam beberapa kualifikasi terakhir, yang merupakan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya di tim Red Bull.
Hasil balapan Lawson juga tidak memuaskan, dengan sejumlah posisi finishing yang kurang memuaskan. Spekulasi tentang pergantian Lawson sebelum balapan di Jepang bukanlah sesuatu yang diabaikan oleh pihak Red Bull. Christian Horner, prinsipal tim Red Bull, menyatakan bahwa tim akan mengevaluasi semua data yang ada sebelum membuat keputusan.
Di sisi lain, Yuki Tsunoda dianggap sebagai kandidat yang layak untuk menggantikan Lawson jika pergantian pembalap memang dilakukan. Tsunoda telah menunjukkan peningkatan dalam performanya dan mendapat pujian dari Helmut Marko. Namun, keputusan untuk mengganti Lawson tidak akan diambil dengan mudah karena Red Bull harus mempertimbangkan faktor teknis, manusiawi, dan logistik.
Bagaimanapun, sejumlah pembalap potensial seperti Franco Colapinto juga dipertimbangkan sebagai opsi Red Bull. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat di dunia F1, keputusan strategis terkait kursi kedua Red Bull harus dipertimbangkan dengan matang. Meskipun belum ada keputusan final, tim Red Bull harus segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan kompetitivitas mereka di musim yang akan datang.