Isack Hadjar hampir kehilangan kesempatan untuk tampil di babak kedua kualifikasi Grand Prix Jepang karena merasa sakit akibat sabuk pengamannya yang terlalu kencang. Namun, Hadjar berhasil melewati rintangan tersebut dan mencatatkan putaran yang luar biasa. Problematika kokpit yang tidak dijelaskan sebelumnya pada sesi latihan bebas membuatnya mengalami kesulitan saat mencoba masuk ke Q2. Meskipun rasa sakitnya tidak hilang selama Q1, Hadjar berhasil melewati kualifikasi pertama dengan baik.
Dalam sesi kualifikasi, Hadjar harus menahan rasa sakit akibat sabuk pengaman yang terlalu kencang. Meski demikian, ia merasa senang dengan kesuksesannya masuk ke Q2 dan akhirnya menempati posisi ketujuh di grid untuk F1 GP Jepang. Hadjar menyatakan bahwa meskipun mengalami mimpi buruk, ia bangga dengan dirinya sendiri karena berhasil melewati rintangan yang dihadapi. Dalam Q3, ia semakin percaya diri dengan mobilnya dan berhasil menempati posisi yang sangat baik di grid, bahkan berhasil mengungguli Lewis Hamilton. Semangat dan keberanian Hadjar semakin meningkat sepanjang sesi, dan ia berhasil mengambil risiko dengan baik.
Hadjar juga mengungkapkan bahwa meskipun belum puas dengan hasilnya, ia merasa bahwa mobilnya semakin baik dan keseimbangannya semakin terjamin. Di Q3, Hadjar berhasil menambah kecepatan pada lap terakhirnya, menunjukkan fokus dan tekad yang tinggi. Keberanian Hadjar untuk mengambil langkah ekstra turut berkontribusi pada kesuksesannya di Grand Prix Jepang. Dengan demikian, pencapaian Hadjar membuktikan bahwa ketekunan dan semangat pantang menyerah merupakan kunci kesuksesan di dunia balap.