Formula 1 telah memastikan komitmennya pada peraturan unit daya yang akan diterapkan mulai musim depan, menyingkirkan kemungkinan kembalinya mesin V10 atau powertrain yang menghisap secara alami. Meskipun peraturan ini telah disetujui oleh FIA pada 2022 dan mulai dikerjakan oleh produsen mesin selama bertahun-tahun, masih ada kesempatan untuk melakukan “penyempurnaan kecil” guna mengatasi kekhawatiran tentang risiko kehabisan baterai sebelum akhir lintasan lurus panjang. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan mengenalkan sistem ‘turn down ramp rate’ yang dapat mengatur konsumsi tenaga listrik mobil. Penurunan energi listrik maksimum dari 350 kW menjadi 200 kW diusulkan untuk memberikan output listrik yang konsisten di seluruh putaran, termasuk di trek yang sensitif terhadap daya.
Perubahan peraturan Formula 1 2026 ini masih akan mendapatkan persetujuan dari Komisi F1 dalam pertemuan berikutnya. Namun, beberapa produsen mesin meragukan apakah perubahan ini bisa dianggap sebagai “perbaikan kecil” seperti yang diharapkan. Pendapat produsen unit tenaga tentang perubahan ini beragam, dengan pemikiran bahwa sistem saat ini serupa dengan era turbo sebelumnya di mana mobil memiliki tenaga yang lebih besar saat kualifikasi daripada di balapan. Meskipun ada yang mendukung proposal tersebut, termasuk Prinsipal Red Bull, Christian Horner, ada juga yang skeptis seperti Toto Wolff dari Mercedes yang menyebutnya sebagai “lelucon”. Audi dan Honda terlihat tidak akan menerima perubahan apapun, sementara Ferrari berpendapat bahwa beberapa aspek dari peraturan baru kemungkinan telah diremehkan. Boss tim Ferrari, Frederic Vasseur, juga meminta para bos tim untuk tetap terbuka terhadap perubahan demi potensi keunggulan kompetitif.