Dalam sejarah konflik Arab-Israel, kekalahan negara-negara Arab sering disebabkan oleh kekuatan militer Israel. Namun, keberhasilan Israel juga dipengaruhi oleh peran intelijen yang sangat penting. Salah satu contoh agen intelijen yang dapat membuat perbedaan adalah Eli Cohen, seorang agen Mossad yang menyamar sebagai miliarder Suriah bernama Kamel Amin Thaabet.
Melalui penyamarannya, Cohen berhasil membocorkan rahasia militer Suriah dan memberikan Israel keunggulan taktis. Dilahirkan di Mesir, Cohen bergabung dengan Mossad pada tahun 1954 dan menyusup ke Suriah dengan identitas Kamel Amin Thaabet. Dalam misinya, Cohen menjalin hubungan dengan elite Suriah, terutama dalam militer, untuk mendapatkan informasi terkait rencana musuh.
Melalui upaya penyamaran dan koneksi yang dibangun, Cohen berhasil memperoleh informasi rahasia dengan cara yang sangat cerdik. Dia sering mengadakan pesta dan acara bersama para pejabat Suriah untuk mendapatkan informasi sensitif. Bahkan, Cohen hampir menjadi Wakil Menteri Pertahanan Suriah berkat kepercayaan Presiden al-Hafez.
Namun, kesalahan fatal terjadi ketika Cohen ketahuan militer Suriah sedang mengirim informasi rahasia ke Israel. Akibatnya, Cohen disiksa dan akhirnya dihukum gantung di depan umum pada tahun 1965. Meskipun demikian, informasi yang Cohen bocorkan memberikan kontribusi penting pada kemenangan Israel selama Perang Enam Hari pada tahun 1967.
Kisah Eli Cohen adalah salah satu contoh kisah permainan intelijen yang berhasil mengubah arah sejarah, dan memberikan gambaran tentang bagaimana kecerdasan dan kehalusan tindakan bisa menjadi faktor penentu dalam konflik.
