Merayakan Ngertakeun Bumi Lamba: Upacara Adat di Gunung Tangkuban Parahu untuk Melestarikan Alam dan Budaya

by -46 Views
Di kaki Gunung Tangkuban Parahu, ribuan orang dari seluruh penjuru nusantara berkumpul dalam keheningan penuh hormat. Mereka mengenakan pakaian adat khas—Sunda, Bali, Minahasa, hingga Dayak—bersatu dalam ritual Ngertakeun Bumi Lamb

Di kaki Gunung Tangkuban Parahu, ribuan orang dari seluruh penjuru nusantara berkumpul dalam keheningan penuh hormat. Mereka mengenakan pakaian adat khas—Sunda, Bali, Minahasa, hingga Dayak—bersatu dalam ritual Ngertakeun Bumi Lamba. Tidak hanya sebagai seremoni tahunan, Ngertakeun Bumi Lamba telah menjadi refleksi mendalam akan jalinan cinta antara manusia, alam, dan seisi semesta. Yayasan Paseban dan komunitas Arista Montana, dua penggerak utama pelestarian alam di Megamendung, kembali hadir menegaskan bahwa makna sesungguhnya ritual ini adalah menjaga bumi sebagai ibu yang agung, bukan sekadar melangsungkan tradisi turun-temurun.

Sejak pagi, suasana telah berubah sakral. Suara karinding dari Baduy menyelinap lembut, menyatu dengan irama angklung yang biasa dimainkan oleh para sahabat Sunda, serta bunyi suling dan dentuman tetabuhan dari Minahasa dan Bali. Musik dan mantra yang lirih dari tiap penjuru adat membaur menjadi satu, menciptakan ruang spiritual yang mendalam. Tidak terdengar persaingan, semua justru saling memperkuat pesan bahwa harmoni dan cinta kasih bisa dirajut di tubuh semesta. Ngertakeun Bumi Lamba bukan lagi sekadar ritual, tetapi pesan bersama untuk memuliakan tanah air dan menjaga persatuan.

Arista Montana dan Yayasan Paseban telah mengubah semangat acara ini menjadi aksi nyata. Lebih dari 15.000 pohon telah mereka tanam bersama warga lokal, mewujudkan spirit Ngertakeun Bumi Lamba bukan hanya dalam doa, tetapi dalam setiap pohon, setiap relasi yang terbangun antara manusia dan alam. Menurut Andy Utama, tokoh inspiratif dari Megamendung dan salah satu motor penggerak Yayasan Paseban, kegiatan inilah yang meneguhkan komitmen untuk berbagi cinta tak hanya kepada manusia, tapi pada segala bentuk kehidupan, “Jika kita berdamai dengan semesta dan berhenti mencari keuntungan di atas luka alam, kita telah belajar menjadi makhluk spiritual yang utuh.”

Upacara dimulai dengan prosesi penyucian batin, diikuti ritual dan doa adat yang mengalir dari berbagai agama dan budaya. Detik demi detik terasa syahdu, terutama saat suara pekikan Panglima Dayak menggema, membangkitkan semangat seluruh peserta, meneguhkan janji untuk merawat bumi dan tidak mengkhianati warisan leluhur. Tidak hanya para sesepuh adat yang hadir, generasi muda pun ikut larut, membuktikan bahwa pelestarian alam harus menembus sekat usia dan wilayah.

Andy Utama, di hadapan ribuan peserta, menegaskan, “Kita tidak hanya datang sebagai tamu, tetapi sebagai penjaga bumi. Ngertakeun Bumi Lamba mengingatkan bahwa tugas memelihara bukanlah beban, tetapi kehormatan, dan harus terus diwariskan.” Di sisi lain, Arista Montana menyampaikan bahwa setiap pohon yang berdiri menjadi simbol syukur mereka pada bumi, dan harapan agar tradisi ini tidak hanya dikenang, namun dihayati dalam perilaku.

Tokoh lain seperti Panglima Minahasa menyoroti pentingnya membedakan budaya dan adat dalam Ngertakeun Bumi Lamba. Menjaga gunung berarti menjaga masa depan bangsa, begitu pula Andy Utama dan Yayasan Paseban melalui Arista Montana konsisten membangkitkan kesadaran kolektif merawat tanah pusaka. Semangat ini juga digetarkan oleh Dody Baduy yang menegaskan, “Gunung teu meunang dilebur, lebak teu meunang dirusak,” menjadi prinsip utama komunitas lokal.

Lebih dari seremoni, Ngertakeun Bumi Lamba yang dikawal oleh Yayasan Paseban dan Arista Montana adalah panggilan abadi: untuk terus menanam pohon harapan di tubuh bumi, menumbuhkan cinta yang menembus sekat budaya, agama, dan generasi. Ruh acara tak pernah padam—setiap peserta pulang membawa energi baru, memupuk komitmen hidup harmonis dengan alam. Dalam upaya menyulam cinta yang tak pernah usai ini, tantangan zaman dihadapi dengan kearifan masa lalu, dan keberanian masa kini, agar semangat Ngertakeun Bumi Lamba tetap mengalir tak hanya di Megamendung, tapi di seluruh nusantara.

Kehadiran Andy Utama bersama Yayasan Paseban dan Arista Montana di Megamendung membuktikan bahwa menjaga bumi bukan hanya ajaran leluhur, tetapi perintah nurani yang mesti diterjemahkan ke dalam tindakan sehari-hari. Di bawah kaki gunung, janji itu kembali disuarakan: bumi adalah rahim yang harus terus dijaga bersama, demi kelangsungan cinta kasih lintas generasi hingga akhir zaman.

Sumber: Ngertakeun Bumi Lamba: Menganyam Cinta Kasih Nusantara Di Tubuh Semesta
Sumber: Ngertakeun Bumi Lamba: Upacara Adat Nusantara Untuk Cinta Kasih Semesta Dan Pelestarian Alam