Prabowo dan MBS Menyusun Era Baru Kemitraan Ekonomi

by -18 Views

Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, dan Putra Mahkota serta Perdana Menteri Arab Saudi, Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud (MBS), telah menegaskan komitmen keduanya untuk memperkuat kemitraan strategis yang mencangkup berbagai sektor seperti energi, ekonomi digital, dan investasi hijau. Pertemuan resmi antara keduanya berlangsung di Istana Al-Salam di Jeddah pada hari Rabu, 2 Juli, dan diwarnai dengan nuansa saling menghormati dan keharmonisan. Dalam pertemuan tersebut, diadakan Dewan Koordinasi Tinggi Arab Saudi-Indonesia yang bertujuan untuk merumuskan tatakelola kelembagaan dan merancang rencana jangka panjang kerja sama strategis kedua negara.

Kedua belah pihak sepakat untuk lebih mendalami kerja sama investasi di sektor-sektor strategis seperti energi, layanan keuangan, pengembangan industri hulu, logistik, pariwisata, dan teknologi hijau. Selain itu, mereka juga berjanji untuk menciptakan lingkungan investasi yang kondusif, berbagi pengalaman dan pengetahuan, serta secara rutin menggelar forum investasi guna mendukung arus investasi dan mengatasi berbagai hambatan regulasi. Tidak hanya itu, kedua pemimpin turut meneken kesepakatan untuk mempercepat penyelesaian Perjanjian Perdagangan Bebas antara Indonesia dan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) guna meningkatkan volume perdagangan dan investasi.

Dalam aspek kerja sama energi, Indonesia memberikan apresiasi atas peran penting Arab Saudi dalam menjaga stabilitas pasar minyak global dan menekankan perlunya memastikan pasokan energi untuk kebutuhan semua pihak. Keduanya berkomitmen untuk memperluas kerja sama dalam bidang minyak mentah dan produk olahan, pengembangan rantai pasok energi yang terintegrasi, kerja sama antara perusahaan energi nasional, pembangkit listrik, efisiensi energi, pengelolaan sumber daya mineral, dan kebijakan iklim global. Selain itu, Arab Saudi dan Indonesia telah menandatangani sejumlah perjanjian dan nota kesepahaman antara perusahaan dari kedua negara, dengan total nilai mencapai sekitar $27 miliar atau sekitar IDR 437,8 triliun, yang menunjukkan minat tinggi sektor swasta dalam mendukung kerjasama ekonomi yang baru di antara kedua negara.

Source link