Pada akhir 2023, MotoGP mengumumkan rencana untuk mengenalkan bahan bakar non-fosil secara bertahap di kelas utama, dengan target mencapai minimal 40 persen pada tahun 2024 dan menuju 100 persen pada 2027. Setelah berbagai pertemuan dan diskusi, Komisi Grand Prix secara resmi menetapkan bahwa mulai 2027, semua kategori kejuaraan MotoGP harus menggunakan bahan bakar non-fosil secara penuh.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh FIM, spesifikasi bahan bakar non-fosil telah ditentukan untuk diterapkan pada tahun 2027. Penggunaan bahan bakar non-fosil di MotoGP akan diuji menggunakan metode C14, yang mengukur fraksi C14 dari total karbon dalam bahan bakar dan membandingkannya dengan tingkat standar di atmosfer. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa bahan bakar MotoGP benar-benar non-fosil dan tidak berasal dari sumber fosil.
Bahan bakar non-fosil yang digunakan dalam MotoGP bisa berupa biofuel atau bahan bakar elektronik yang berasal dari penangkapan CO2 langsung dari atmosfer. Transisi ini dimulai pada tahun 2024 dengan persyaratan minimal 40 persen kandungan non-fosil, dan akan berlanjut hingga mencapai 100 persen non-fosil pada 2027. Langkah ini juga disertai dengan perubahan peraturan teknis lainnya yang akan diterapkan dalam MotoGP, termasuk pengurangan kapasitas motor dan perubahan pemasok ban.
Keputusan ini diambil setelah komisi Grand Prix melakukan pertemuan dan diskusi dengan berbagai pihak terkait, termasuk FIM, IRTA, MSMA, dan Dorna. Langkah ini diharapkan dapat membantu MotoGP untuk beralih ke bahan bakar yang ramah lingkungan dan tidak menggunakan bahan bakar fosil dalam upaya untuk mendukung keberlanjutan lingkungan.




