Pecco Bagnaia kembali mengalami hari yang sulit selama balapan sprint MotoGP Indonesia di Mandalika. Meskipun awalnya diharapkan akan meraih hasil yang baik setelah meraih pole position dan kemenangan di balapan sebelumnya, Bagnaia tampak menghadapi kesulitan di trek Mandalika. Motor Ducati Desmosedici GP25 yang nyaman di Motegi tidak memberikan performa yang sama di Lombok, terutama dalam hal adaptasi terhadap ban belakang Michelin yang berbeda. Tanpa cakram rem 355 mm, Bagnaia kesulitan menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Setelah gagal melewati sesi kualifikasi Q1 pada Jumat, Bagnaia kesulitan untuk menunjukkan performa terbaiknya. Di kualifikasi Sabtu, ia finis di posisi ke-16, merupakan pembalap Ducati terburuk di sesi tersebut. Bahkan dalam balapan sprint, Bagnaia tidak bisa menemukan kecepatannya dan berakhir di posisi terakhir setelah 13 lap. Meskipun akhirnya finis di posisi ke-14 dan mendapatkan poin karena beberapa pembalap lain crash, Bagnaia tetap merasa tidak puas dengan penampilannya.
Bagnaia mengungkapkan ketidakpuasannya setelah balapan, terutama terkait masalah teknis yang dihadapi. Ia merasa sulit untuk menjelaskan perubahan performa drastisnya dalam waktu singkat, dari meraih kemenangan di Motegi menjadi kesulitan di Mandalika. Meskipun mencari penjelasan, Bagnaia merasa masih belum mendapatkan jawaban yang memuaskan. Ia juga tidak optimistis untuk meningkatkan performanya di hari balapan utama.
Menghadapi tantangan di trek Mandalika, Bagnaia berharap bisa menemukan solusi untuk kembali ke performa terbaiknya. Meskipun mengalami hari yang sulit, Bagnaia tetap optimistis dan bertekad untuk terus berjuang di sisa musim balapan. Menerima keadaan dengan kepala dingin, Bagnaia siap untuk belajar dari pengalaman buruknya di Mandalika dan terus memberikan yang terbaik di setiap balapan yang akan datang.





