Kisah heroik seorang bocah berusia 12 tahun yang berani melawan harimau liar di Jawa Timur pada tahun 1827 menjadi cerminan perjuangan manusia melawan binatang buas. Pada saat itu, harimau liar seringkali meneror warga desa dengan aksi-aksinya yang mematikan. Bocah tersebut, bernama Keset, adalah keturunan Madura yang tidak tinggal diam ketika melihat banteng kesayangannya terbunuh oleh harimau. Tanpa ragu, dia berjuang melawan harimau tersebut bersama ayahnya, Sakal, yang terluka akibat serangan harimau. Dengan penuh keberanian, Keset menancapkan tombak ke dada harimau itu, menyelamatkan nyawa ayahnya.
Sejarah ini menggambarkan bagaimana manusia berani melawan kekuatan alam yang lebih besar darinya. Namun, pertarungan antara manusia dan harimau juga meninggalkan dampak negatif, yaitu semakin menurunnya populasi harimau, terutama harimau Jawa. Pada tahun 1940-an, diperkirakan hanya tersisa 200-300 ekor harimau Jawa, dan akhirnya harimau Jawa pun dinyatakan punah pada tahun 1980-an. Konflik antara manusia dan harimau mempercepat kepunahan spesies tersebut, memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.





