Pada tahun 2025, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengemukakan teori persebaran manusia di dunia selama konferensi internasional Persatuan Ilmuwan Prasejarah dan Protosejarah Inter-Regional Conference di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di Jawa Tengah. Beliau menyatakan bahwa manusia purba Nusantara mungkin telah berekspansi melalui jalur laut, bukan hanya melalui daratan seperti yang sering dibicarakan dalam teori out of Africa. Fadli menambahkan bahwa bukti-bukti seperti temuan kehidupan Homo erectus di Jawa Timur dan peradaban kuno di berbagai daerah Indonesia, seperti lukisan kuno di Gua Leang Karampuang di Sulawesi Selatan, mendukung gagasan bahwa perpindahan manusia purba tidak hanya dari Afrika tetapi juga mungkin dari Nusantara.
Selain itu, Fadli juga menyoroti bukti kuat di Gua Liang Kobori di Sulawesi Tenggara yang menunjukkan keberadaan manusia purba di Nusantara mampu mengarungi lautan dan memiliki tradisi maritim. Hal ini tercermin dalam lukisan-lukisan purba di gua tersebut yang menggambarkan kehidupan maritim Austronesia. Teori out of Africa, yang menyatakan bahwa manusia modern berasal dari Afrika dan menyebar ke seluruh dunia, mendapat tantangan berdasarkan penelitian terbaru. Terdapat teori lain, yaitu teori multi-regional, yang meyakini bahwa Homo sapiens berevolusi secara bersamaan di berbagai belahan dunia dari pemukim Homo erectus asli.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa populasi Asia Timur memiliki keragaman genetik yang lebih sedikit, sehingga menimbulkan dugaan bahwa manusia modern sejatinya berasal dari Asia Timur. Temuan fosil Hominid Liujiang di China pada tahun 2002 memberikan dukungan terhadap teori evolusi lokal yang menyatakan bahwa manusia modern di China dapat berkembang dari populasi yang telah ada di wilayah tersebut. Temuan-temuan seperti ini menantang teori out of Africa dan membuka ruang untuk pemahaman yang lebih luas tentang asal-usul manusia modern. Tantangan-tantangan terhadap teori konvensional ini memperkaya wawasan mengenai evolusi manusia dan memberikan perspektif baru dalam studi antropologi.
