Lingkungan dan Risiko Demensia: Apa Hubungannya?

by -43 Views

Menurut penelitian dari para peneliti di Wake Forest University School of Medicine, tempat tinggal seseorang bisa berpengaruh besar terhadap fungsi otak dan risiko terkena demensia. Dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Alzheimer’s & Dementia: Behavior & Socioeconomics of Aging, data dari 679 orang dewasa yang berpartisipasi dalam Studi Otak Sehat di Wake Forest Alzheimer’s Disease Research Center dianalisis. Peserta menjalani pencitraan otak dan tes darah untuk mendeteksi indikator awal penyakit Alzheimer dan demensia lainnya. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan tiga instrumen nasional yang menilai kondisi lingkungan berdasarkan kode pos, seperti indeks deprivasi wilayah, indeks kerentanan sosial, dan indeks keadilan lingkungan.

Ketiga indeks ini mencakup faktor-faktor seperti pendapatan, kualitas perumahan, paparan polusi, dan ketahanan masyarakat. Peserta yang tinggal di daerah dengan skor indeks lingkungan lebih tinggi, yang menandakan kerugian sosial dan lingkungan yang lebih besar, menunjukkan perubahan otak yang lebih jelas terkait peningkatan risiko demensia. Hal ini tercermin dari penipisan korteks serebral, perubahan materi putih yang terkait dengan penyakit pembuluh darah, dan penurunan atau ketidakteraturan aliran darah di otak.

Para peneliti menyimpulkan bahwa perbedaan biologis ini diduga berkontribusi terhadap gangguan memori dan penurunan kemampuan kognitif seiring bertambahnya usia. Mereka menekankan bahwa orang yang tinggal di lingkungan dengan tingkat kerentanan sosial tinggi, ketidakadilan lingkungan, dan kesulitan ekonomi menunjukkan perbedaan nyata dalam struktur dan aktivitas otak mereka. Peneliti berharap temuan ini mendorong pemahaman bahwa kondisi dan lingkungan tempat tinggal seseorang dapat meninggalkan dampak jangka panjang pada kesehatan otak, terutama dalam kasus demensia.

Dengan memperkuat bukti ilmiah mengenai hubungan antara lingkungan tempat tinggal dan kesehatan otak, peneliti menekankan pentingnya melihat lebih dari sekadar pilihan individu dan memfokuskan pada sistem serta struktur sosial yang lebih luas, yang akhirnya membentuk kondisi kesehatan di tingkat komunitas. Studi ini merupakan salah satu yang pertama mengaitkan berbagai faktor sosial berbasis wilayah dengan pendanda biologis demensia tingkat lanjut, implikasinya dapat membantu dalam pemahaman dan penanganan penyakit Alzheimer serta gangguan otak serupa lainnya.

Source link