Riwayat Kereta Cepat Pertama di Indonesia
Kereta cepat saat ini menjadi simbol kemajuan transportasi antarkota, seperti di Indonesia. Model kereta cepat modern terinspirasi dari kereta peluru Jepang yang pertama kali muncul pada tahun 1950-an. Namun, sejarah mencatat bahwa sejauh 96 tahun yang lalu, tepatnya pada 1 November 1929, Indonesia sudah memiliki kereta cepat pertamanya. Kereta tersebut adalah Eendaagsche Express, yang menghubungkan Jakarta (dulu Batavia) dengan Surabaya.
Meskipun berlangsung selama 13 tahun, Eendaagsche Express dianggap sebagai kereta cepat tercepat di Asia pada masanya. Proyek ini mencerminkan ambisi yang besar, menghubungkan dua kota penting di Pulau Jawa dengan waktu tempuh singkat. Sebelumnya, jalur kereta antara Jakarta-Surabaya telah beroperasi sejak 1 November 1894, namun perjalannya memakan waktu hingga dua hari penuh dengan harus transit di beberapa kota serta berpindah gerbong.
Perusahaan yang berperan dalam mewujudkan proyek kereta cepat ini adalah Staatsspoorwegen (SS) yang dulu dikenal lamban dan boros. Namun, SS melihat peluang untuk menciptakan layanan kereta yang lebih efisien dan praktis untuk memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat. Dengan investasi besar-besaran, SS berhasil mengoperasikan kereta cepat Jakarta-Surabaya pada 1 November 1929 dengan jarak 827 kilometer.
Kereta ini mampu melaju hingga kecepatan 85 km/jam, menjadikannya salah satu layanan kereta tercepat di Asia pada masanya. Dalam tiga bulan pertama operasinya, kereta tersebut sudah menempuh jarak 66.650 kilometer dengan jumlah penumpang mencapai 7.944 orang. Namun, dalam perjalanan kereta ini terjadi diskriminasi berdasarkan status sosial dan etnis penumpang.
Sayangnya, kejayaan Eendaagsche Express berakhir setelah 13 tahun karena perubahan politik di Indonesia. Kehadiran Jepang selama masa pendudukan dan Perang Dunia II membuat layanan kereta berhenti total dan jalur utama rusak. Sejak saat itu, Eendaagsche Express perlahan menghilang dari rel-rel Jawa.





