Jakarta, CNBC Indonesia – Banyak orang berpikir bahwa untuk menemukan jodoh atau pasangan, seseorang harus mencarinya sendiri karena jodoh tidak akan datang dengan sendirinya. Dari pemikiran ini, seorang wanita asal Amerika Serikat (AS), Whitney Wolfe Herd, memiliki ide bisnis menarik. Dia mendirikan aplikasi kencan yang sukses membantu jutaan orang menemukan pasangan. Melalui usahanya itu, kini dia memiliki kekayaan sebesar US$510 juta atau sekitar Rp8 triliun.
Bagaimana dia bisa melakukannya?
Aplikasi kencan yang dimaksud adalah Bumble. Bagi Whitney, Bumble bukanlah aplikasi pertamanya. Sebelumnya, pada tahun 2012, Whitney telah mendirikan aplikasi serupa yang bernama Tinder.
Namun, di tengah jalan, dia keluar dari perusahaan. Menurut laporan Time, Whitney keluar dari Tinder karena dia mengalami pelecehan dari salah satu eksekutif perusahaan tersebut. Sejak itu, dia berkeinginan untuk mendirikan aplikasi yang bisa melindungi para wanita dari pelecehan, yang kemudian dilahirkanlah Bumble pada tahun 2014.
Dari keinginan tersebut, Whitney ingin Bumble bisa memberikan dukungan kepada wanita. Awalnya, dia ingin Bumble hanya digunakan oleh wanita agar mereka saling mendukung. Namun, seorang temannya, Andree, mendorongnya untuk membuat aplikasi kencan saja.
Whitney setuju, namun dia ingin merancang aplikasinya sehingga hanya wanita yang bisa mengirim pesan pertama. Bagi Whitney, sistem kencan di mana wanita harus menunggu pria memulai komunikasi pertama dianggap ketinggalan zaman.
Tidak mudah bagi Whitney untuk membesarkan Bumble. Dia bekerja keras untuk itu. Dia bekerja lebih dari 12 jam sehari dan tidak pernah berhenti meskipun di akhir pekan.
Namun, kerja kerasnya mulai membuahkan hasil ketika Bumble mulai dikenal dan bersaing dengan Tinder. Beberapa bulan setelah diluncurkan, Bumble langsung populer sebagai aplikasi kencan di AS. Banyak pengguna yang berhasil menemukan pasangan melalui Bumble dalam tahun pertama penggunaan aplikasi ini.
Keberhasilan Bumble membuat Whitney memutuskan untuk menjual saham perusahaan melalui Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek New York pada tahun 2021. Setelah IPO, perusahaan langsung bernilai US$14 miliar atau sekitar Rp224 triliun dan menghasilkan pendapatan hingga US$582 juta dengan keuntungan 26%.
Dari sini, diketahui bahwa Whitney telah menghasilkan banyak uang melalui usahanya membantu orang menemukan jodoh. Forbes mencatat bahwa Whitney, yang baru berusia 30 tahun, sudah memiliki kekayaan sebesar US$510 juta atau sekitar Rp8 triliun, menjadikannya wanita muda terkaya di dunia.
Saat ini, situs resmi perusahaan menyebutkan bahwa Bumble telah digunakan oleh lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia. Namun, pada November 2023, terjadi perubahan struktur organisasi di perusahaan. Whitney tidak lagi menjabat sebagai CEO, namun posisinya berubah menjadi Ketua Eksekutif perusahaan.