Hasil Buruan Emas Soekarno oleh Soeharto yang Terungkap

by -60 Views

Misteri harta karun yang dimiliki oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno, menjadi perbincangan yang legendaris. Konon, Bapak proklamator tersebut menyimpan emas sebanyak 57.000 ton di salah satu bank di Swiss. Cerita lain mengatakan bahwa harta karun itu berupa warisan uang yang dikumpulkan oleh Soekarno melalui Perpu No.19 tahun 1960 tentang Perusahaan Negara, di mana ialah mengalihkan sumbangan dari banyak perusahaan negara ke Union Bank, Swiss, dengan total uang sebesar US$16 miliar yang dikenal sebagai ‘Dana Revolusi’.

Keberadaan legenda harta karun ini kemudian membuat banyak pihak tertarik untuk melakukan perburuan, termasuk Presiden Indonesia kedua, Soeharto. Pada awal tahun 1987, Soeharto melalui pejabat Orde Baru memulai perburuan harta tersebut dengan dibentuknya Tim Operasi Teladan.

Dalam buku Melacak “harta karun” Bung Karno dan Soeharto (1999) karya Firdaus Jaya, disebutkan bahwa Tim Operasi Teladan dipimpin oleh Marsekal Pertama Kahardiman. Tim ini ditugaskan untuk melacak seluruh dana pemerintahan era Orde Lama yang diduga berada di luar negeri, termasuk cerita tentang dana di bank Swiss.

Pemerintah Orde Baru percaya bahwa perburuan harta tersebut akan sukses karena diberikan dua alasan. Pertama, dana tersebut pernah dicairkan oleh Menteri Perindustrian pada tahun 1962-1963. Total pencairan dana hanya Rp50 juta. Kedua, masih ada saksi sejarah yang hidup saat itu, yaitu Soebandrio.

Soebandrio, Menteri Luar Negeri era Soekarno, merupakan orang yang mengurus penyimpanan harta tersebut di Bank Swiss. Namun, peralihan kekuasaan membuat Soebandrio ditahan seumur hidup oleh Orde Baru. Ketika Soebandrio menawarkan bantuan untuk menguruskan pencairan dana dengan syarat pembebasan hukumannya, Soeharto menolak.

Perburuan harta peninggalan Soekarno itu berakhir tanpa hasil setelah bertahun-tahun. Meskipun begitu, Soeharto tidak menyerah dan melanjutkan upaya mencari harta tersebut melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia No.4 tahun 1997. Hal ini dilakukan ketika Indonesia sedang menghadapi krisis ekonomi.

Namun, perburuan harta tetap tidak membuahkan hasil. Setelah kejatuhan Soeharto, misteri harta ratusan triliun era Soekarno tetap belum terpecahkan.