Tragedi Kematian Entong Gendut, Sang Jago Betawi yang Kebal Peluru

by -87 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu kelompok yang paling menderita pada masa kolonial adalah petani. Pada tahun 1910-an, mereka mulai kehilangan hak garapan karena tanah mereka dieksploitasi oleh pemerintah kolonial. Tanah mereka diambil alih oleh tuan tanah, sehingga menyulitkan kehidupan para petani.

Lebih buruknya, para petani yang menolak tunduk pada aturan pemerintah diancam akan dibawa ke pengadilan. Akibatnya, mereka menjadi takut dan terpaksa hidup dalam tekanan. Akibat dari sistem ini, tuan tanah semakin kaya, sedangkan petani semakin miskin.

Hal ini menyebabkan ketimpangan yang membuat para petani frustrasi, muak, dan mulai melawan pemerintah. Salah satu perlawanan dilakukan oleh kaum jawara atau para pendekar yang ahli bela diri yang dipimpin oleh Entong Gendut. Pada tahun 1916, Entong mendirikan kelompok perlawanan dengan anggota mencapai 400 orang, yang semuanya ahli silat.

Ketika mendirikan kelompok ini, menurut Jerome Tadie dalam bukunya “Wilayah Kekerasan di Jakarta” (2009), Entong memperkenalkan dirinya sebagai Imam Mahdi. Tujuannya adalah untuk menghapus kekuasaan orang-orang besar, memberikan kekuasaan kepada rakyat, dan menggantikan orang Belanda dengan Muslim.

Menurut penjelasan Petrik Matanasi dalam buku “Para Jagoan” (2011), perlawanan pertama yang dilakukan oleh Entong terjadi pada 5 April 1916 di rumah Lady Rallinson, seorang penguasa tanah di Cililitan, yang sedang mengadakan pesta. Pada malam hari saat pesta berlangsung, pasukan Entong mulai beraksi.

Meskipun dilakukan secara damai, Lady Rallinson sebagai tuan rumah bereaksi keras dan melaporkan Entong Gendut ke polisi agar segera ditangkap. Namun, upaya penangkapan tersebut tidak mudah karena kediaman Entong selalu ramai dengan para pengikutnya. Setiap kali polisi hendak menangkapnya, para pengikut dengan senjata tajam selalu menghadang. Penangkapan pun gagal.

Entong Gendut konon memiliki kesaktian yang membuat polisi Belanda ketakutan. Kesaktian ini, menurut cucu Entong, Baba Taceh, adalah golok sakti. Menurut Baba Taceh, ketika golok tersebut dibuka, Belanda langsung melarikan diri karena merasa seolah mereka berada di laut.

Tidak hanya itu, Baba Taceh juga menyebut bahwa Entong memiliki ilmu menghilang dan ilmu kebal peluru. Namun, polisi tidak tinggal diam dan membawa lebih banyak pasukan bersenjatakan pistol. Pertempuran tidak dapat dihindari dan mengakibatkan para pengikut Entong kalah.

Entong akhirnya tertembak dan tewas dalam pertempuran di luar Condet, sehingga berakhirlah kisah Entong Gendut. Meskipun begitu, makam Entong Gendut masih menjadi misteri hingga saat ini. Ketika hendak dimakamkan, jenazah Entong tiba-tiba menghilang, dan cerita tentang Entong Gendut terus dilestarikan hingga generasi sekarang.

[Gambas:Video CNBC]

(mfa/mfa)