Jakarta, CNBC Indonesia – Jumlah orang superkaya di dunia telah mengalami pertumbuhan pesat selama 10 tahun terakhir. Pertumbuhan ini terutama terjadi karena peningkatan kekayaan orang-orang dari China.
Dalam laporan dari New World Wealth dan Henley & Partners, jumlah centimiliarder meningkat 54% di seluruh dunia selama dekade terakhir menjadi 29.350, terutama di China dan Amerika Serikat (AS). Centimiliarder adalah individu dengan kekayaan bersih tinggi dengan aset yang diinvestasikan mencapai US$ 100 juta (Rp 1,5 triliun).
“Amerika dan China telah mengalami ledakan centimiliarder, yang secara signifikan unggul dari rekan-rekan mereka di Eropa,” kata Juerg Steffen, kepala eksekutif Henley & Partners, seperti dilansir CNBC International, Rabu (18/9/2024).
“Peningkatan di China sangat dramatis, dengan jumlah centimiliarder meningkat 108% selama 10 tahun terakhir, melampaui kinerja luar biasa AS yang mengalami peningkatan 81% selama periode yang sama,” tambahnya.
Steffen juga menambahkan bahwa pertumbuhan di China sebagian besar didorong oleh munculnya centimiliarder dari sektor teknologi dan industri raksasa. Saat ini terdapat 2.350 centimiliarder yang tinggal di China.
Meskipun demikian, ekonomi negara tersebut mengalami stagnasi dalam beberapa tahun terakhir. Dipengaruhi oleh sektor properti yang sedang mengalami kesulitan, tingkat pengangguran yang tinggi, dan konsumsi domestik yang lemah.
“Sebagian besar ledakan centimiliarder di China terjadi antara tahun 2013 hingga 2020. Sejak tahun 2020, jumlah orang superkaya hanya meningkat sekitar 10%,” ujar analis kekayaan dari New World Wealth, Andrew Amoils.
Namun, Henley & Partners menekankan bahwa kota-kota seperti Hangzhou dan Shenzhen masih menunjukkan potensi sebagai pusat teknologi yang sedang berkembang. Keduanya termasuk dalam kota-kota yang ‘siap untuk pertumbuhan luar biasa lebih dari 150%’ dalam jumlah centimiliarder pada tahun 2040.
Pertumbuhan ekonomi di kedua kota ini telah melampaui pertumbuhan nasional China. PDB Hangzhou tumbuh 6,9% tahun-ke-tahun untuk paruh pertama tahun 2024, sedangkan Shenzhen tumbuh 5,9% tahun-ke-tahun selama periode yang sama, didorong oleh sektor industri.
Di AS, negara ini tetap menjadi pusat kekayaan utama, dengan kota-kota seperti New York, Los Angeles, dan Wilayah Teluk San Francisco diperkirakan akan mengalami pertumbuhan lebih dari 50% dalam jumlah penduduk sangat kaya. Namun, dominasi Amerika ini dapat dipengaruhi oleh hasil pemilihan umum mendatang.
“Pertumbuhan centi-jutawan dan tren migrasi akan sangat bergantung pada hasil pemilihan presiden AS mendatang, di mana kami perkirakan akan ada perbedaan besar dalam kebijakan fiskal, moneter, ekonomi, dan sosial,” kata David Young, presiden Komite Pengembangan Ekonomi dari The Conference Board.
“Terdapat peningkatan signifikan orang kaya Amerika yang sedang mencari tempat tinggal alternatif dan kewarganegaraan lain,” tambah penelitian dari Henley & Partners.
Selain China dan AS, laporan tersebut juga mencatat bahwa sejumlah kota di Asia dan Timur Tengah diposisikan untuk pertumbuhan jumlah penduduk sangat kaya sebesar 150%, termasuk Taipei, Dubai, Abu Dhabi, dan Bengaluru di India. Di sisi lain, kota-kota yang lebih mapan seperti Zurich, Chicago, Moskow, dan Madrid diprediksi akan mengalami pertumbuhan kekayaan super yang lambat, kurang dari 50% hingga tahun 2040.
Steffen dari Henley & Partners juga mengaitkan kinerja Eropa yang lambat dengan ekspansi ekonomi utama yang juga terhambat. Seperti di Jerman, Prancis, dan Inggris.
“Namun, pasar-pasar yang lebih kecil seperti Monako, Malta, Montenegro, dan Polandia muncul, menciptakan pertumbuhan yang signifikan dalam jumlah penduduk kaya mereka, dengan peningkatan hingga 75% atau lebih,” ujarnya.