Surprise, Perpustakaan Nasional Tetap Populer Meskipun Minat Baca di Indonesia Masih Rendah

by -111 Views

Pemerintah terus berusaha mendorong minat membaca buku di Indonesia yang dinilai masih sangat rendah. Data dari UNESCO dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) menemukan bahwa indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya sebesar 0,001 persen. Untuk itu, Pemerintah terus memfokuskan upayanya untuk meningkatkan kepuasan pelayanan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas).

Perpusnas bertujuan untuk menjadi lembaga penyelenggara perpustakaan nasional yang memiliki fungsi sebagai pusat informasi, pengetahuan, dan dokumentasi. Selain itu, Perpusnas juga bertujuan untuk melestarikan dan menjaga kearsipan, mendorong pembangunan kebudayaan dan ilmu pengetahuan, memajukan dunia perpustakaan, serta menyediakan layanan perpustakaan nasional.

Perpusnas juga telah mendapatkan penilaian “Sangat Baik” dalam Kegiatan Kajian Kepuasan Pemustaka melalui Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara. Survei dilakukan secara online dan offline di gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Jl Medan Merdeka Selatan No.11 Jakarta Pusat dan Jalan Salemba Raya No. 28A Jakarta Pusat selama bulan Juni hingga Oktober 2023, dengan responden para pemustaka yang menggunakan layanan Perpusnas.

Hasil survei menunjukkan nilai indeks 3,638 (dari range 3,5324-4,00) atau rata-rata nilai konversi 90,959 (dari range 88,31-100,00). Kepuasan Layanan Perpusnas masuk dalam kategori “Sangat Baik” secara keseluruhan. Beberapa penilaian unsur yang mendukung kepuasan pemustaka adalah Biaya/Tarif, Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan, serta Sarana dan Prasarana.

Meskipun begitu, terdapat juga unsur yang mendapat skor lebih rendah tetapi masih dalam kategori “Baik”, seperti Persyaratan, Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan, dan Waktu Penyelesaian.

“Hasil survei ini akan ditindak lanjuti dalam memberikan pelayanan prima untuk masyarakat. Semoga dalam kegiatan ini mampu menjadi momentum tepat untuk mendorong kualitas pelayanan publik yang terukur,” ujar Made Ayu Wirayati, perwakilan Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional RI.