Belajar dari Tetangga, Sarang Bajak Laut Berubah Menjadi Kerajaan Medis & Elektronik

by -104 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China menguntungkan Malaysia. Laporan media asing menyebut Malaysia menjadi tempat pendirian fasilitas atau pabrik baru usai perusahaan asing keluar dari China, sebut saja seperti Intel, Nvidia dan AT&S. Tempat utama yang jadi sentra dari pendirian pabrik baru itu adalah Penang. Intel, misalnya, disebut sedang membangun pabrik di Penang. Pabrik ini bakal jadi fasilitas Intel pertama di luar negeri yang difungsikan untuk pengembangan fasilitas chip 3D yang canggih. Sejak ketegangan berlangsung, Penang memang menjadi magnet bagi perusahaan-perusahaan teknologi yang ingin mengurangi resiko di tengah persaingan ketat antara AS dan China. Hal ini bisa terjadi karena wilayah itu jadi tempat terbaik untuk terhindar dari pembatasan perdagangan dan bisa memperkuat rantai pasokan perusahaan. Kondisi ini tentu saja menguntungkan Penang yang sebelumnya sudah lebih dulu dikenal sebagai sentra wisata medis. Status ini diraih Penang imbas kebijakan wisata medis pemerintah Malaysia. Berkat upaya panjang sejak 1990-an dan keberhasilan transformasi menyeluruh di sektor akomodasi, medis, dan transportasi, membuat Penang menjadi sentra medis, khususnya di Asia Tenggara. Langkah pemerintah Malaysia menjadikan Penang pusat medis dan kini elektronik berhasil mengubah 180 derajat citra wilayah tersebut dari kawasan bajak laut menyeramkan.

“Sarang” Bajak Laut Perlu diketahui, sejak abad ke-19, Penang merupakan pusat produksi dan perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara. Komoditas utamanya adalah pala dan cengkeh. Selain itu, Penang juga jadi tempat singgah bagi para pelaut karena berada di kawasan strategis, yakni ujung Selat Malaka. Berkilau dan strategisnya Penang tentu menarik perhatian banyak orang, termasuk para bajak laut yang ‘menguasai’ wilayah Selat Malaka sejak lama. Catatan sejarah menunjukkan beberapa kali kapal-kapal dari dan/atau menuju Penang jadi sasaran bajak laut. Salah satu catatan yang mengungkap hal itu adalah memoar Datuk Amar Laut soal Sejarah Sunggal. Amar bercerita banyak kasus pengiriman barang dari Sunggal, Medan, ke Penang jadi terganggu. Banyak para perompak menjarah kapal-kapal pengiriman. Atas dasar ini, dia meminta ke pemerintah Inggris membangun benteng-benteng atau pos pengawasan bajak laut jika ingin menjalin hubungan dengan Sunggal. Selain merampok di lautan, para bajak laut juga sering menyerang daratan. Salah satu eksistensi kejadian ini dapat dilihat pada Benteng Cornwallis. Benteng yang dibangun sejak 1786 ini diperuntukkan secara khusus untuk menghalau serangan bajak laut yang kerap menyerang wilayah daratan Penang. Sampai sekarang benteng tersebut masih berdiri tegak. Selain itu, catatan sejarah juga menunjukkan bahwa kawasan yang dulu disebut Pulau Prince of Wales itu sempat jadi rumah bagi para bajak laut dan perampok. Ini bisa terjadi karena mereka berhasil menjalin kerjasama dengan penguasa lokal. Pada akhirnya, citra menyeramkan tersebut tergantikan. Kini, Penang tak lagi jadi kawasan bajak laut, tapi primadona medis dan elektronik.