Raja Terkaya RI Kehilangan Hartanya, Ribuan Kilogram Emas Dicuri

by -23 Views

Desa Siallagan merupakan sebuah kampung adat suku Batak Toba yang terletak di Desa Siallagan Pindaraya, Simanindo, Pulau Samosir, Sumatera. Banyak orang berpikir bahwa harta seorang raja akan abadi dan terus bertambah seiring waktu. Namun, sejarah mencatat bahwa tidak semua raja memiliki nasib yang sama.

Salah satu contohnya adalah dinasti Sisingamangaraja yang memerintah Negeri Toba di Tanah Batak. Awalnya, mereka memiliki kekayaan melimpah dan mampu membeli ribuan kilogram emas dan perhiasan. Namun, nasib apes menimpa mereka di tengah jalan, dimana seluruh harta mereka hilang dan ribuan kilogram emas raib.

Augustin Sibarani dalam bukunya “Perjuangan Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII” (1988) mencatat bahwa dinasti Sisingamangaraja memiliki harta kerajaan yang sangat banyak dan menyilaukan mata karena mereka menguasai perdagangan kapur barus, sebuah komoditas yang sangat penting di dunia. Kapur barus hanya ada di tiga tempat di dunia, yaitu Sumatra, Semenanjung Melayu, dan Borneo.

Karena itu, siapapun yang menguasai perdagangan kapur barus bisa dipastikan menjadi kaya. Raja-raja Sisingamangaraja memperdagangkan kapur barus ke pedagang Arab dan Eropa untuk dipasarkan ke seluruh dunia. Mereka berhasil memonopoli pasar kapur barus di Sumatera Utara dan meraih keuntungan yang melimpah.

Namun, kekayaan dinasti Sisingamangaraja berubah drastis saat Sisingamangaraja XI naik takhta dan semakin parah saat Sisingamangaraja XII berkuasa. Belanda menguasai pelabuhan di Sumatera Utara dan serangan orang Padri membuat monopoli perdagangan hilang serta harta mereka dirampok. Akibatnya, harta dinasti Sisingamangaraja raib dan sejarah pun mencatat mereka sebagai raja terkaya di Nusantara yang kekayaannya lenyap begitu saja.

Perhiasan yang dirampok tersebut bahkan sampai ke Inggris dan digunakan di mahkota Ratu Victoria. Pasukan militer Belanda juga menyerang tanah Batak pada tahun 1907 yang menyebabkan kematian Sisingamangaraja XII dan harta mereka diambil. Sejak itu, kekayaan dari trah Sisingamangaraja hanya tinggal sejarah.