Emas merupakan salah satu logam berharga yang sering dibeli oleh masyarakat Indonesia. Dari bentuk batangan emas kemudian diubah menjadi berbagai perhiasan seperti gelang, anting-anting, dan cincin.
Meskipun demikian, tidak semua orang bisa dengan mudah memperoleh emas karena harganya yang cukup mahal. Saat ini, harga 1 gram emas berkisar sekitar Rp1 juta.
Namun, dalam sejarah pernah terjadi bahwa emas bisa diperoleh dengan harga yang sangat murah. Hal ini membuat masyarakat pada masa itu memborong emas tidak hanya untuk perhiasan, tetapi juga untuk melapisi berbagai barang.
Kisah ini bukanlah fiksi belaka, tetapi terjadi pada masa ketika kerajaan Hindu dan Buddha ada di Nusantara ribuan tahun yang lalu. Pada saat itu, masyarakat Jawa Kuno bisa dengan mudah memperoleh emas karena harganya yang murah akibat kelimpahan logam mulia tersebut. Selain itu, emas juga memiliki nilai religius dan aspek estetik yang menarik bagi masyarakat Jawa Kuno.
Masyarakat Jawa Kuno mendapatkan emas dari penambangan di Pulau Sumatera, yang sejak dulu dikenal sebagai ‘pulau emas’, atau mereka bisa memperolehnya dari India. Meskipun tidak diketahui dengan pasti berapa harga emas pada ribuan tahun yang lalu, namun dari kehidupan masyarakat Jawa Kuno, terlihat bahwa mereka dengan mudah mendapatkan emas.
Dalam era Majapahit, para bangsawan sering memiliki emas dalam jumlah besar dan berbagai benda dilapisi dengan emas, mulai dari kereta hingga kipas. Hal ini juga terjadi di kerajaan Daha yang sezaman dengan Majapahit, dimana putri Raja Daha sering menggunakan kereta berlapis emas.
Kegemaran mengoleksi emas tidak hanya untuk keindahan, tetapi juga untuk transaksi perdagangan. Masyarakat Jawa Kuno biasa menggunakan emas dalam transaksi perdagangan yang berskala besar, seperti jual-beli tanah.
Selain itu, masyarakat Jawa Kuno bukan hanya sebagai penikmat emas, tetapi juga sebagai pembuat perhiasan emas. Banyak orang yang berprofesi sebagai pande emas dan mereka membentuk emas menjadi berbagai bentuk seperti manusia, hewan, atau ilustrasi lainnya.
Meskipun kebiasaan menggunakan emas terus berlanjut seiring waktu, dengan runtuhnya kerajaan kuno dan munculnya kolonialisme, banyak perhiasan emas dilebur dan menjadi harta karun terlupakan.