Sebuah kisah tragis tentang kehidupan mewah seorang pria bernama A.M Sonneveld di Batavia (kini Jakarta) pada tahun 1910-an mengungkapkan belenggu berbahaya yang menyertainya. Meskipun tampak sebagai sosok yang sudah mapan dan kaya raya, kehidupan Sonneveld terbongkar ketika aksi pencurian uang nasabah senilai 122 ribu gulden terkuak. Pada masa itu, jumlah tersebut setara dengan 73 Kg emas, yang merupakan jumlah yang sangat besar. Setelah diungkap, Sonneveld dan istrinya melarikan diri, berusaha untuk menghindari tanggung jawab atas perbuatannya. Namun, melalui upaya penyebaran informasi yang luas, pasangan tersebut akhirnya berhasil ditangkap di Hong Kong dan diekstradisi kembali ke Batavia untuk diadili.
Kisah ini menjadi pembelajaran yang mahal tentang bagaimana kehidupan mewah dan ambisi yang tidak terkendali dapat membawa konsekuensi yang sangat berat. Sonneveld, yang sebelumnya menikmati kehidupan foya-foya dan berpesta setiap malam, akhirnya harus menerima hukuman penjara selama 5 tahun atas perbuatannya tersebut. Begitu pula dengan istrinya yang terlibat dalam upaya menutupi kejahatan suaminya, ia pun harus menjalani masa tahanan selama 3 bulan di hotel prodeo.
Kasus pencurian uang bank senilai Rp87 miliar ini menjadi catatan hitam dalam sejarah kejahatan di Hindia Belanda pada awal abad ke-20. Kisah ini juga menggarisbawahi pentingnya menjaga integritas dan etika dalam mengelola kekayaan dan mempertahankan standar moral yang tinggi dalam berkehidupan. Setiap tindakan, meskipun dapat memberikan kenikmatan sesaat, harus dipertanggungjawabkan dengan sepenuh hati dan tanggung jawab. Keserakahan dan keinginan untuk hidup mewah bisa jadi akhir yang tragis bagi siapa pun yang tidak mampu mengendalikannya.
