Pentingnya Membangun Reformasi Intelijen di Indonesia
JAKARTA, iNewsBandungRaya.id – Reformasi intelijen Indonesia menjadi isu penting dalam meningkatkan kinerja dan keefektifan Badan Intelijen Negara (BIN). Diskusi terbatas dengan tema “Dinamika Reformasi Tata Kelola Intelijen Indonesia” yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Politik Universitas Bakrie, menghadirkan akademisi, peneliti, dan praktisi untuk membahas tantangan dan prospek perkembangan lembaga intelijen di Indonesia.
Dalam diskusi yang dipandu oleh Yudha Kurniawan, perhatian difokuskan pada empat aspek utama dalam Reformasi Intelijen Indonesia, yakni:
1. Deteksi dini ancaman melalui penguatan fungsi intelijen
2. Reformasi sistem rekrutmen dan staffing berbasis kompetensi
3. Transformasi kultur intelijen agar lebih adaptif
4. Penguatan mekanisme pengawasan untuk mencegah penyalahgunaan wewenang
Reformasi Intelijen Indonesia: Diperlukan Dalam Meningkatkan Keefektifan
Direktur Eksekutif LESPERSSI, Rizal Darma Putra, menekankan bahwa Reformasi Intelijen Indonesia harus memprioritaskan pendekatan threat-based intelligence untuk mencegah eskalasi ancaman secara lebih cepat.
“Reformasi Intelijen Indonesia perlu mampu menganalisis ancaman sebelum mencapai titik eskalasi untuk menjaga keefektifan lembaga intelijen,” ungkap Rizal.
Dalam situasi transisi pemerintahan dan dinamika ekonomi, peran BIN dalam memberikan informasi ancaman menjadi semakin vital. Rizal menegaskan bahwa kondisi ekonomi yang belum stabil menunjukkan bahwa Reformasi Intelijen Indonesia masih memerlukan perhatian serius.
Rekrutmen Berbasis Kompetensi, Bukan Politisasi
Awani Yamora Masta, peneliti dari Center for International Relations Studies, menyoroti pentingnya rekrutmen berbasis kompetensi di BIN. Menurut Awani, dalam era digital, tenaga kerja intelijen harus memiliki pengetahuan khusus di bidang teknologi informasi, analisis data, diplomasi, dan kontraterorisme.
“Pemilihan tenaga kerja harus didasarkan pada keahlian yang tepat, bukan hubungan politis yang tidak jelas. Standar yang lebih ketat akan meningkatkan kualitas personel BIN,” jelas Awani.
Terkait politisasi dalam rekrutmen intelijen, semua narasumber sepakat bahwa profesionalisme hanya dapat terwujud melalui proses seleksi yang objektif dan berbasis kompetensi.
Kultur Kerahasiaan: Pentingnya dalam Operasional Intelijen
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pergeseran dalam kultur intelijen Indonesia. Salah satu kritik yang muncul adalah tingginya eksposur agen intelijen di tempat umum, seperti penggunaan seragam resmi dan pengumuman lulusan STIN.
Rodon, seorang narasumber, menekankan bahwa dalam sistem intelijen yang matang, agen harus tetap bekerja tanpa terlalu terkenal di masyarakat.
“Pembentukan kultur intelijen yang profesional berarti memastikan bahwa agen menjaga kerahasiaan operasional mereka tanpa perlu tampil terlalu mencolok,” ujar Rodon.
Dibandingkan dengan negara maju, di sana agen intelijen beradaptasi dengan masyarakat tanpa identitas yang mencolok. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengumpulkan informasi tanpa terdeteksi.
Mekanisme Pengawasan BIN yang Diperlukan
Muhamad Haripin dari BRIN menyoroti pentingnya mekanisme pengawasan yang ketat terhadap BIN. Dengan lingkup kewenangan yang luas, BIN harus tetap transparan dan akuntabel dalam operasional serta pengelolaan anggaran.
“Salah satu tantangan utama adalah tumpang tindih kewenangan dan kurangnya transparansi. Tanpa pengawasan yang jelas, lembaga intelijen dapat melampaui batas kewenangannya,” tegas Haripin.
Kurangnya transparansi dalam pertanggungjawaban anggaran dan operasional BIN juga menjadi perhatian serius. Oleh karena itu, para peserta diskusi merekomendasikan pembaharuan sistem pengawasan untuk memastikan kinerja intelijen yang profesional dan sesuai dengan prinsip demokrasi.
Membangun Intelijen yang Adaptif dan Profesional
Reformasi intelijen Indonesia mendesak untuk menghadapi perkembangan zaman. Upaya memperkuat BIN harus mencakup reformasi kelembagaan, penyesuaian regulasi, dan peningkatan kapasitas SDM intelijen.
Program Studi Ilmu Politik Universitas Bakrie berkomitmen untuk terus menyelenggarakan diskusi strategis guna mendalami studi dan merumuskan kebijakan yang lebih komprehensif.
Dengan reformasi yang tepat, BIN dapat menjadi lembaga yang lebih profesional, adaptif, dan mampu menghadapi ancaman nasional dan global secara lebih efektif.
Sumber: Reformasi Intelijen Indonesia: BIN Diharapkan Lebih Profesional Dan Antisipatif
Sumber: Reformasi Intelijen Indonesia, BIN Dituntut Lebih Profesional Dan Antisipatif