3 Cara Prabowo Mempertahankan Stabilitas Ekonomi RI

by -22 Views

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru saja mengumumkan pembaharuan tarif setelah melalui berbagai diskusi selama beberapa bulan. Penerapan tarif dasar sebesar 10 persen pada hampir semua barang impor yang masuk ke AS telah dijalankan, sementara ‘Tarif Timbal Balik’ juga diberlakukan terhadap beberapa negara termasuk Indonesia dengan tingkat sebesar 32 persen.

Dalam menghadapi perubahan kebijakan global, Presiden Prabowo Subianto telah mempersiapkan tiga strategi besar sejak hari pertama pengangkatannya. Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan, Noudhy Valdryno, menekankan bahwa pemahaman Presiden Prabowo terhadap dinamika geopolitik, hubungan internasional, dan perdagangan global menjadi kunci penting dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

Salah satu langkah penting yang diambil oleh Presiden Prabowo adalah ekspansi jaringan mitra dagang Indonesia dengan mengajukan keanggotaan dalam BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan). Keikutsertaan Indonesia dalam berbagai perjanjian dagang multilateral dan bilateral seperti RCEP, OECD, dan kesepakatan perdagangan lainnya semakin mengukuhkan posisi Indonesia di arena perdagangan internasional.

Presiden Prabowo juga mengutamakan kebijakan hilirisasi industri guna meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam Indonesia. Melalui program BPI Danantara, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan daya saing ekspor, mengurangi ketergantungan pada investasi asing, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Tidak hanya itu, untuk memperkuat daya beli masyarakat, Presiden Prabowo juga meluncurkan program-program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan mendirikan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) dengan tujuan memperkuat ekonomi desa serta mengurangi ketergantungan pada impor. Semua langkah strategis ini diharapkan dapat menjaga pertumbuhan dan stabilitas Indonesia di tengah situasi global yang tidak pasti, serta mempertahankan posisi sebagai kekuatan ekonomi yang optimis di Asia Tenggara dan secara global.

Source link