Tensi global belakangan ini terus meningkat dengan kebijakan Presiden Donald Trump di AS yang kembali menaikkan tarif impor, memicu kekhawatiran akan perang dagang, terutama dengan China. Di Asia, Laut China Selatan dan konflik Palestina-Israel semakin memperkeruh keadaan dunia. Namun, sejarah telah memberikan pelajaran berharga 70 tahun lalu saat negara Asia-Afrika bersatu dalam Konferensi Asia-Afrika di Bandung. Pasca Perang Dunia II, AS dan Uni Soviet berusaha memperluas pengaruh global, sehingga negara-negara yang baru merdeka merasa tertekan. Untuk melepaskan diri dari dominasi ini, lima pemimpin negara Asia dan Afrika bersatu dan mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 18-24 April 1955. Presiden Soekarno berujar bahwa KAA adalah jalan untuk mencapai kesejahteraan lewat persatuan antara negara-negara Asia-Afrika. Dalam Dasasila Bandung, negara-negara sepakat saling menghormati, berkerjasama, dan mengakui kemerdekaan satu sama lain, serta menekankan kerjasama ekonomi untuk tidak tergantung pada Blok Barat atau Blok Timur. Solidaritas ekonomi juga ditekankan, dengan tujuan agar negara Asia-Afrika mendominasi ekonomi global dengan menghasilkan barang olahan sebelum diekspor. Melalui KAA, negara Asia-Afrika mendapat sorotan global, menunjukkan bahwa mereka tidak boleh dianggap remeh.
Perjuangan Negara Asia-Afrika Melawan Dominasi Kekuatan Dunia
